Surabaya (Antaranews) - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) berencana menambah kouta mahasiswa penerima bidikmisi pada tahun ini.

"Kami akan menaikkan kuota bidik misi dari 80.000 menjadi 90.000 pada tahun ini dan dinaikkan lagi menjadi 130.000 di tahun depan," kata Menristekdikti Mohamad Nasir usai penganugerahan gelar kehormatan doktor honoris causa untuk Prof Dr Sri Tahir di Universitas Airlangga Surabaya, Kamis.

Selain kuota bidikmisi, Nasir mengatakan pihaknya juga akan mengajukan kenaikan uang saku untuk mahasiswa bidikmisi ke Presiden Joko Widodo.

"Uang saku saat ini Rp650 ribu akan diajukan ke Presiden untuk dinaikkan. Saya maunya naik Rp750 ribu. Tapi kami tetap berdasar pada anggaran yang tersedia," kata dia.

Nasir mengatakan, uang saku itu nantinya bisa disalurkan ke jalur mana saja entah itu Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan juga Jalur Mandiri.

"Semua harus bisa disalurkan. Di jalur SNMPTN bisa, SBMPTN bisa. Tak ada ketentuan khusus, yang penting bisa diterima di perguruan tinggi negeri," katanya.

Sementara itu, Rektor Unair menyambut baik kenaikan uang saku untuk mahasiswa tidak mampu itu. Menurutnya, uang saku senilai Rp600 ribu tidak akan mencukupi kebutuhan.

"Uang segitu cukup buat apa? Bahkan di Unair, sebelum ada informasi itu, uang hidup mahasiswa bidikmisi akan ditambah menjadi Rp1 juta," kata dia.(*)

Pewarta: Indra Setiawan/Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018