Samarinda (Antaranews Kaltim) - Kepolisian Resor Kota Bontang dan Kutai Timur bersama tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta dokter hewan Centre for Orangutan Protection (COP) melakukan otopsi terhadap jasad individu Orangutan Kalimantan yang mati karena diduga ditembak orang tidak bertanggung jawab.
"Hingga saat ini proses otopsi masih berlangsung di Rumah Sakit Pupuk Kaltim," kata Manager Perlindungan Habitat COP (sebuah organisasi yang peduli pelestarian Orangutan) Ramadhani ketika dihubungi Antara dari Samarinda, Selasa malam.
Menurut Dhani, primata bernama latin Pongo pygmaeus morio itu meninggal pada Selasa (6/2) dini hari sekitar pukul 01.55 Wita dengan kondisi yang cukup mengenaskan saat menjalani perawatan di Balai Taman Nasional Kutai (TNK) di Kota Bontang.
Dari hasil foto rontgen, ditemukan lebih dari 100 butir peluru dari jenis senapan angin yang bersarang di tubuh Orangutan itu, termasuk di bagian kepalanya.
"Di beberapa bagian tubuh luar Orangutan itu juga ditemukan luka-luka seperti bekas penganiayaan," tambah Dhani.
Ia menambahkan bahwa kegiatan otopsi terhadap Orangutan berusia sekitar 5-7 tahun itu untuk memastikan penyebab kematiannya, sehingga selanjutnya aparat kepolisian bisa melakukan penyelidikan untuk menangkap pelaku penganiayaan terhadap primata itu.
Orangutan itu pertama kali dipergoki warga di area TNK pada Sabtu (3/2) dalam kondisi lemah, yang selanjutnya dilaporkan kepada petugas Balai TNK untuk dievakuasi dan dirawat.
Namun, saat menjalani perawatan di Balai TNK di Kota Bontang sejak Minggu (4/2), kondisi Orangutan itu semakin memburuk hingga akhirnya dinyatakan meninggal pada Selasa (6/2) dini hari. (*)
baca juga: Pembukaan lahan sawit ancam populasi Orangutan Kalimantan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018