Ujoh Bilang (Antaranews Kaltim) -  Bupati Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, Bonifasius Belawan Geh mengatakan bahwa pembangunan jalan poros antarkabupaten yang menghubungkan Kutai Barat dengan Mahakam Ulu harus dimulai dari batas Tering atau kawasan hilir, bukan dari hulu.

"Pembangunannya harus didahulukan dari batas Tering (Kutai Barat) ke Long Hubung (Mahakam Ulu), jangan didahulukan dari Long Pahangai dan Long Apari, karena dua kecamatan ini terletak di kawasan hulu, sementara arus orang dan barang dimulai dari hilir," ujar Bonifasius di Ujoh Bilang, Rabu.

Menurut ia, lokasi permukiman warga yang tersebar di lima kecamatan di Mahakam Ulu menghampar di sepanjang Daerah Aliran Sungai Mahakam mulai hilir yang diawali dari Kecamatan Long Hubung, kecamatan yang berbatasan dengan Kutai Barat, kemudian makin ke hulu adalah Kecamatan Laham, Long Bagun, Long Pahangai, hingga Long Apari.

Berdasarkan jejeran permukiman itu, lanjut bupati, maka pembangunan jalan yang seharusnya menjadi prioritas adalah dari kawasan yang paling hilir, karena berbagai komoditas yang dibutuhkan warga Mahakam Ulu didatangkan dari Samarinda dan Kutai Barat, keduanya berada di kawasan hilir Mahakam.

Alasan pembangunan jalan harus didahulukan dari hilir adalah untuk menekan harga yang relatif tinggi di Mahakam Ulu, karena berbagai komoditas didatangkan dari hilir.

Oleh karena itu, tambah bupati, jika proyek semenisasi atau pengaspalan jalan dimulai dari hilir akan bisa memangkas waktu tempuh yang seharusnya lewat sungai.

"Selama ini arus transportasi orang dan barang dari hilir harus melewati Sungai Mahakam, baik menggunakan kapal maupun speedboat karena jalan darat belum bisa dilewati. Nah, dengan adanya jalan tembus mulai dari hilir, manfaatnya akan besar bagi masyarakat karena langsung bisa digunakan sampai batas jalan yang sudah jadi," ucapnya.

Bonifasius khawatir jika pembangunan jalan didahulukan dari kawasan hulu (Long Apari dan Long Pahangai), maka ada kemungkinan pekerjaan jalan tembus sampai ke batas Kutai Barat tidak tercapai karena bisa jadi terkendala menipisnya anggaran pusat atau sebab lain.

"Apabila pembangunan jalan lebih didahulukan dari hulu yang kemudian tidak sampai hilir karena sistem anggarannya `multiyears` (tahun jamak) dan stagnan di tahun berikutnya, maka harga barang di Mahakam Ulu masih sulit ditekan," tutur Boni.

Akan tetapi, apabila pembangunannya dimulai dari hilir dan paling tidak bisa tembus hingga ibu kota kabupaten (Ujoh Bilang di Kecamatan Long Bagun), akses transportasi akan lebih cepat dan biaya lebih murah.

"Lebih baik lagi jika anggarannya cukup sampai desa paling hulu, yakni Kampung Long Apari, Kecamataan Long Apari," tambahnya. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018