Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, menyampaikan usulan kepada warga Klandasan Ulu yang rumahnya ludes terbakar pada pekan lalu agar uang bantuan yang mereka terima dijadikan uang muka pembelian rumah murah.
"Memang kami usulkan dijadikan DP (down payment) untuk menyicil rumah murah daripada menyewa yang tidak ada manfaat jangka panjangnya," kata Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas`ud kepada wartawan di Balikpapan, Kamis.
Menurut ia, usulan pemerintah kota tersebut dilatarbelakangi besarnya sumbangan uang tunai yang diterima warga.
Sampai 10 hari setelah peristiwa kebakaran, warga menerima bantuan uang tunai hingga Rp3,4 miliar dari masyarakat. Ketika dibagi, setiap keluarga menerima hingga Rp20 juta.
Warga juga mendapat bantuan uang tunai sebesar Rp9 juta untuk yang dulunya punya rumah di kawasan yang terbakar itu dan Rp5 juta untuk penyewa. Uang tunai itu dimaksudkan sebagai bantuan menyewa rumah selama setahun.
Wawali berharap dengan usulan dijadikan uang muka kepemilikan rumah murah tersebut, harapan warga untuk segera punya rumah kembali cepat terwujud.
"Saya yakin Rp1 juta sampai Rp2 juta cicilan kredit per bulan warga masih mampu dan ini juga untuk mendorong penyerapan kepemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Kalau soal lokasi yang jauh dari tempat usaha, saya kira masih terjangkau," ucapnya.
Lokasi rumah-rumah murah di Balikpapan saat ini seluruhnya di wilayah pinggir kota, seperti perumahan Bukit Batuah di Kilometer 6 Jalan Soekarno-Hatta di Balikpapan Utara yang diresmikan Presiden Joko Widodo beberapa waktu yang lalu. Ada pula sejumlah perumahan di Balikpapan Timur.
Usulan untuk mendapatkan kredit kepemilikan rumah itu, tambah Rahmad, bisa dilanjutkan hingga kepada pengembang dan bank pemberi kredit, agar rumahnya bisa segera disediakan dan diberi angsuran khusus yang murah.
"Saya kira asal angsuran bulanannya terjangkau, kami tidak keberatan," kata Syamsiah (45 tahun), yang rumahnya di RT 12 habis terbakar.
"Walapun nanti agak jauh dari tempat kami berjualan di Pasar Klandasan, punya rumah sendiri tentu bedalah dengan sewa," tambah Ati Sudarmi, yang berjualan nasi.
Kebakaran Klandasan Ulu terjadi Jumat (5/11) dini hari. Kawasan perumahan di belakang Balai Kota Balikpapan itu musnah dilalap di jago merah.
Sebanyak 1.113 jiwa dari 320 keluarga kehilangan tempat tinggal. Tak hanya itu, tiga jiwa melayang dalam kejadian itu, yakni ibu guru Sri Aminah (35) bersama dua anaknya Daffa (7) dan Fauzan (4). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Memang kami usulkan dijadikan DP (down payment) untuk menyicil rumah murah daripada menyewa yang tidak ada manfaat jangka panjangnya," kata Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas`ud kepada wartawan di Balikpapan, Kamis.
Menurut ia, usulan pemerintah kota tersebut dilatarbelakangi besarnya sumbangan uang tunai yang diterima warga.
Sampai 10 hari setelah peristiwa kebakaran, warga menerima bantuan uang tunai hingga Rp3,4 miliar dari masyarakat. Ketika dibagi, setiap keluarga menerima hingga Rp20 juta.
Warga juga mendapat bantuan uang tunai sebesar Rp9 juta untuk yang dulunya punya rumah di kawasan yang terbakar itu dan Rp5 juta untuk penyewa. Uang tunai itu dimaksudkan sebagai bantuan menyewa rumah selama setahun.
Wawali berharap dengan usulan dijadikan uang muka kepemilikan rumah murah tersebut, harapan warga untuk segera punya rumah kembali cepat terwujud.
"Saya yakin Rp1 juta sampai Rp2 juta cicilan kredit per bulan warga masih mampu dan ini juga untuk mendorong penyerapan kepemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Kalau soal lokasi yang jauh dari tempat usaha, saya kira masih terjangkau," ucapnya.
Lokasi rumah-rumah murah di Balikpapan saat ini seluruhnya di wilayah pinggir kota, seperti perumahan Bukit Batuah di Kilometer 6 Jalan Soekarno-Hatta di Balikpapan Utara yang diresmikan Presiden Joko Widodo beberapa waktu yang lalu. Ada pula sejumlah perumahan di Balikpapan Timur.
Usulan untuk mendapatkan kredit kepemilikan rumah itu, tambah Rahmad, bisa dilanjutkan hingga kepada pengembang dan bank pemberi kredit, agar rumahnya bisa segera disediakan dan diberi angsuran khusus yang murah.
"Saya kira asal angsuran bulanannya terjangkau, kami tidak keberatan," kata Syamsiah (45 tahun), yang rumahnya di RT 12 habis terbakar.
"Walapun nanti agak jauh dari tempat kami berjualan di Pasar Klandasan, punya rumah sendiri tentu bedalah dengan sewa," tambah Ati Sudarmi, yang berjualan nasi.
Kebakaran Klandasan Ulu terjadi Jumat (5/11) dini hari. Kawasan perumahan di belakang Balai Kota Balikpapan itu musnah dilalap di jago merah.
Sebanyak 1.113 jiwa dari 320 keluarga kehilangan tempat tinggal. Tak hanya itu, tiga jiwa melayang dalam kejadian itu, yakni ibu guru Sri Aminah (35) bersama dua anaknya Daffa (7) dan Fauzan (4). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018