Jakarta (ANTARA News) - Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjelaskan percepatan serah terima jabatan (sertijab) Panglima TNI untuk menghindari kegamangan sekaligus mengantisipasi ancaman yang bisa datang sewaktu-waktu terjadi karena akan terjadi dualisme.
"Begitu Pak Hadi dilantik, besok atau hari ini langsung saya melakukan serah terima jabatan. Sebenarnya secara 'de facto' dan 'de jure' pada saat Presiden melantik, panglimanya sudah Pak Hadi," kata Gatot usai upacara sertijab Panglima TNI dari Jenderal Gatot Nurmantyo kepada Marsekal TNI Hadi Tjahjanto di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu.
Menurut dia, dalam akademi perbedaan tahun dalam prosesi pergantian Panglima TNI sangat berpengaruh.
"Pergantian panglima biasanya kan beda setahun atau dua tahun. Namun, Pak Hadi ini beda empat tahun dengan saya, sehingga di akademi itu sangat sungkan sekali. Agar tidak terjadi kegamangan saya menyerahkan tongkat komando," kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini.
Percepatan sertijab Panglima TNI, kata dia, untuk mengantisipasi ancaman yang datang tanpa diduga-duga.
"Ingat, ancaman, tantangan tidak memberi tahu kalau dia datang. Dalam kondisi ada dualisme ini sangat berbahaya. Oleh karenanya, saya menyerahkan secepatnya tongkat komando kepemimpinan TNI," katanya.
Sehingga, kata dia, keputusan dapat diambil dengan cepat dan tepat.
Sehingga, kata dia, keputusan dapat diambil dengan cepat dan tepat.
"Tidak ada nuansa politik atau apa-apa. Ini dilakukan agar semua berjalan dengan benar dan sesuai," katanya.
Jenderal bintang empat ini mengaku lega setelah melepaskan tongkat komando Panglima TNI kepada Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
"Merdeka, semua beban sudah lepas semuanya, mungkin rekan-rekan tidak merasakan bagaimana kita diberi amanah memimpin 400.000 prajurit yang tersebar dimana-mana," ujar Gatot.
Menurut dia, tidak mudah memegang amanah memimpin pasukan yang sangat banyak tersebut. Namun, dirinya bersyukur sudah terselesaikan semuanya.
"Sudah saya serahkan kepada Pak Hadi. Selama pengalaman 36 tahun saya mengamati, Pak Hadi pasti mampu menjalaninya," tutur Gatot.
Pascasertijab ini, kata dia, dirinya akan melakukan ziarah ke makam kedua orang tua dan mertuanya serta melaksanakan umrah.
Gatot juga akan mengunjungi panglima angkatan bersenjata negara-negara ASEAN.
"Karena saya tidak sempat berpamitan kepada panglima-panglima negara ASEAN maka nanti saya izin ke Panglima TNI. Saya akan berangkat bukan sebagai Panglima TNI tapi sebagai Jenderal Gatot Nurmantyo mengunjungi sahabat-sahabat saya karena tidak sempat berpamitan secara pribadi," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017