Samarinda (ANTARA Kaltim) - Penanaman modal asing subsektor pertambangan yang masuk ke Provinsi Kalimantan Timur pada triwulan ketiga 2017 mencapai 154,53 juta dolar AS, setara dengan Rp2,07 triliun dengan catatan satu dolar rata-rata sama dengan Rp13.300.
"Realisasi investasi PMA pertambangan menempati posisi tertinggi atau 69,43 persen dari total nilai investasi PMA pada Triwulan III sebesar Rp2,98 triliun," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kaltim Diddy Rusdiansyah di Samarinda, Sabtu.
Subsektor lain yang memberikan kontribusi cukup besar bagi investasi PMA pada periode Juli s.d. September 2017 adalah tanaman pangan dan perkebunan dengan nilai 42,1 juta dolar, setara dengan Rp560 miliar atau sebesar 18,92 persen dari total PMA.
Berikutnya adalah investasi dari subsektor industri mineral nonlogam yang sebesar 12,44 juta dolar AS, setara dengan Rp170 miliar atau memberikan andil sebesar 5,59 persen dari total investasi PMA yang masuk ke Kaltim.
Secara keseluruhan, lanjut Diddy, terdapat 15 subsektor usaha yang berkontribusi terhadap penambahan nilai investasi PMA pada Triwulan III yang totalnya mencapai 222,57 juta dolar AS.
Ia juga menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja yang terserap pada periode ini mencapai 9.232 orang dengan penyerapan tertinggi dari subsektor pertambangan yang mencapai 5.900 orang atau 63,91 persen dari seluruh jumlah tenaga kerja.
Menurut dia, hal itu membuktikan bahwa pertambangan masih menjadi penyangga distribusi tenaga kerja, sedangkan subsektor lain yang juga banyak menyerap pekerja adalah tanaman pangan dan perkebunan sebanyak 1.624 orang atau 17,48 persen, kemudian subsektor kehutanan 1.434 tenaga kerja atau 15,53 persen.
Sektor lain yang berkontribusi terhadap nilai investasi PMA adalah sektor sekunder di antaranya industri karet, barang dari karet dan plastik dengan nilai 2,71 juta dolar AS, industri logam dasar dan barang dari logam tercatat 2,38 juta dolar AS, dan industri makanan senilai 1,72 juta dolar AS.
Ia mengatakan bahwa investasi PMA ke Kaltim juga ada yang menanamkan modalnya di sektor tersier, seperti subsektor listrik, gas dan air, kemudian perdagangan dan reparasi, hotel dan restoran, transportasi, gudang dan komunikasi, serta subsektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
"Realisasi investasi PMA pertambangan menempati posisi tertinggi atau 69,43 persen dari total nilai investasi PMA pada Triwulan III sebesar Rp2,98 triliun," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kaltim Diddy Rusdiansyah di Samarinda, Sabtu.
Subsektor lain yang memberikan kontribusi cukup besar bagi investasi PMA pada periode Juli s.d. September 2017 adalah tanaman pangan dan perkebunan dengan nilai 42,1 juta dolar, setara dengan Rp560 miliar atau sebesar 18,92 persen dari total PMA.
Berikutnya adalah investasi dari subsektor industri mineral nonlogam yang sebesar 12,44 juta dolar AS, setara dengan Rp170 miliar atau memberikan andil sebesar 5,59 persen dari total investasi PMA yang masuk ke Kaltim.
Secara keseluruhan, lanjut Diddy, terdapat 15 subsektor usaha yang berkontribusi terhadap penambahan nilai investasi PMA pada Triwulan III yang totalnya mencapai 222,57 juta dolar AS.
Ia juga menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja yang terserap pada periode ini mencapai 9.232 orang dengan penyerapan tertinggi dari subsektor pertambangan yang mencapai 5.900 orang atau 63,91 persen dari seluruh jumlah tenaga kerja.
Menurut dia, hal itu membuktikan bahwa pertambangan masih menjadi penyangga distribusi tenaga kerja, sedangkan subsektor lain yang juga banyak menyerap pekerja adalah tanaman pangan dan perkebunan sebanyak 1.624 orang atau 17,48 persen, kemudian subsektor kehutanan 1.434 tenaga kerja atau 15,53 persen.
Sektor lain yang berkontribusi terhadap nilai investasi PMA adalah sektor sekunder di antaranya industri karet, barang dari karet dan plastik dengan nilai 2,71 juta dolar AS, industri logam dasar dan barang dari logam tercatat 2,38 juta dolar AS, dan industri makanan senilai 1,72 juta dolar AS.
Ia mengatakan bahwa investasi PMA ke Kaltim juga ada yang menanamkan modalnya di sektor tersier, seperti subsektor listrik, gas dan air, kemudian perdagangan dan reparasi, hotel dan restoran, transportasi, gudang dan komunikasi, serta subsektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017