Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sebanyak 32 sekolah mulai jenjang SD hingga SMA dari tiga kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara digadang muncul perpustakaan sekolah unggul, setelah mendapat Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pengenalan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah.

"Diklat Pengelolaan Perpustakaan yang kami gelar selama tiga hari pada 14-16 November, merupakan stimulus untuk mencetak pengelolaan perpustakaan sekolah lebih berkualitas," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Kaltim M Aswin di Samarinda, Jumat.

Tiga kecamatan yang sekolahnya dipercaya mengikuti diklat itu adalah Kecamatan Anggana, Muara Jawa, dan Kecamatan Samboja. Diklat ini hanya untuk tiga kecamatan karena lokasi mereka berada di areal perusahaan tambang minyak dan gas (migas).

Sementara diklat tersebut terlaksana karena adanya kerja sama antara Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kaltim, Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas, dan PT Total E&P Indonesie, yakni sebagai bentuk tanggung jawab sosial bidang pendidikan dari perusahaan untuk masyarakat di sekitar kawasan yang dieksploitasi.

Ketika menutup diklat tersebut di aula kantor setempat, Kamis (16/11), Aswin berpesan kepada semua pengelola perpustakaan sekolah agar diklat yang telah diikuti dengan pola 32 jam latihan ini bukan sekedar ikut berpartisipasi dan setelah itu diam, namun semua ilmu yang diberikan para pemateri harus diterapkan agar pengelolaan perpustakaan sekolah mengalami perubahan.

Ia ingin setelah menerapkan ilmu dari diklat tersebut, maka ke depan akan muncul beberapa sekolah yang perpustakaannya unggul sehingga bisa menjadi juara satu lomba pengelolaan perpustakaan sekolah baik tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional.

"Tahun ini SMAN 1 dari Kabupaten Berau berhasil menjadi juara pertama tingkat Provinsi Kaltim lomba Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, jadi tahun depan dan tahun-tahun mendatang akan mucul juara dari 32 sekolah dari tiga kecamatan di Kutai Kartanegara yang sudah dilatih. Peluang menjadi juara sangat terbuka karena mereka sudah mengikuti diklat," katanya penuh harap.

Memang, lanjut Aswin, untuk mewujudkan pengelolaan perpusatakaan sekolah yang lebih baik dibutuhkan perjuangan, keseriusan, dan dukungan dari pihak lain baik pihak sekolah, pemerintah setempat, hingga perusahaan setempat melalui CSR-nya, namun semua itu akan bisa dicapai jika pengelola memiliki komitmen tinggi.

Selain pengelolaan perpustakaan yang profesional, hal lain yang mendukung terwujudnya perpustakaan sekolah yang lebih baik adalah mengenai penataan karena untuk ruang perpustakaan tidak harus besar, namun bagaimana teknik menata dan memanfaatkan apa yang ada menjadi lebih menarik sehingga makin banyak yang berminat masuk perpustakaan. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017