Samarinda (ANTARA News - Kaltim)- Kebutuhan pupuk bagi petani yang tersebar di Provinsi Kalimantan Timur pada 2011 mencapai 67.723 ton, namun para petani tidak perlu khawatir akan kekurangan pupuk karena pabrik pupuk PT PKT ada di daerah itu.
"Dari jumlah kebutuhan yang mencapai 67.723 ton tersebut, pemerintah telah mengalokasikan pupuk bersubsidi sebanyak 56.794 ton," tutur Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kaltim Edy Heflin di Samarinda, Senin.
Selain pupuk yang bersubsidi itu, pemerintah juga masih akan menambah dengan alokasi pupuk melalui kegiatan dengan nama Bantuan Langsung Pupuk (BLP).
Sedangkan bantuan langsung pupuk itu akan diberikan dengan jenis NPK yang mencapai 828.300 kilogram (kg) dan pupuk organik sebanyak 828.300 kg.
Ketersediaan pupuk bersubsidi tahun ini meliputi Urea sebanyak 21.000 ton, ZA 2.000 ton, Superphos 5.294 ton, NPK 26.000 ton dan Organik 2.500 ton.
Jumlah bantuan tersebut mengalami peningkat dari ketersediaan tahun lalu yang sebanyak 54.660 ton, dengan rincian, Urea 20.660 ton, ZA 2.000 ton, Superphos 6.000 ton, NPK 24.000 ton, dan pupuk Organik 2.000 ton.
Untuk Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi dan non subsidi per kilogramnya masing-masing untuk Urea Rp1.600 (harga non subsidi Rp5.173), Superphos Rp2.000 (harga non subsidi Rp3.727).
Selanjutnya, jenis ZA Rp1.400 (harga non subsidi Rp3.500), NPK Phonska Rp2.300 (harga non subsidi Rp4.598), NPK Pelangi Rp2.300 (harga non subsidi Rp4.820) dan Organik Rp500 (harga non subsidi Rp1.400).
Pemenuhan kebutuhan pupuk tersebut dipasok dari PT Pupuk Kaltim (PKT) yang berada di Kota Bontang untuk Urea dan NPK Pelangi, sedangkan PT Petrokimia Gresik untuk pupuk jenis Superphos, ZA, NPK Phonska dan Organik.
Pasokan berbagai jenis pupuk tersebut diarahkan untuk mengisi jumlah permintaan petani melalui 155 kios pupuk yang tersebar di Kaltim.
Rinciannya adalah, 18 kios ada di Samarinda, 31 kios di Kutai Kartanegara, Kutai Barat 1 kios, Kutai Timur 11 kios, Paser 13 kios, Panajam Paser Utara 15 kios, Berau 4 kios, Bulungan 6 kios, Nunukan 5 kios, Malinau 4 kios, Tarakan 17 kios, Bontang 4 kios, dan Balikpapan 13 kios.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
"Dari jumlah kebutuhan yang mencapai 67.723 ton tersebut, pemerintah telah mengalokasikan pupuk bersubsidi sebanyak 56.794 ton," tutur Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kaltim Edy Heflin di Samarinda, Senin.
Selain pupuk yang bersubsidi itu, pemerintah juga masih akan menambah dengan alokasi pupuk melalui kegiatan dengan nama Bantuan Langsung Pupuk (BLP).
Sedangkan bantuan langsung pupuk itu akan diberikan dengan jenis NPK yang mencapai 828.300 kilogram (kg) dan pupuk organik sebanyak 828.300 kg.
Ketersediaan pupuk bersubsidi tahun ini meliputi Urea sebanyak 21.000 ton, ZA 2.000 ton, Superphos 5.294 ton, NPK 26.000 ton dan Organik 2.500 ton.
Jumlah bantuan tersebut mengalami peningkat dari ketersediaan tahun lalu yang sebanyak 54.660 ton, dengan rincian, Urea 20.660 ton, ZA 2.000 ton, Superphos 6.000 ton, NPK 24.000 ton, dan pupuk Organik 2.000 ton.
Untuk Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi dan non subsidi per kilogramnya masing-masing untuk Urea Rp1.600 (harga non subsidi Rp5.173), Superphos Rp2.000 (harga non subsidi Rp3.727).
Selanjutnya, jenis ZA Rp1.400 (harga non subsidi Rp3.500), NPK Phonska Rp2.300 (harga non subsidi Rp4.598), NPK Pelangi Rp2.300 (harga non subsidi Rp4.820) dan Organik Rp500 (harga non subsidi Rp1.400).
Pemenuhan kebutuhan pupuk tersebut dipasok dari PT Pupuk Kaltim (PKT) yang berada di Kota Bontang untuk Urea dan NPK Pelangi, sedangkan PT Petrokimia Gresik untuk pupuk jenis Superphos, ZA, NPK Phonska dan Organik.
Pasokan berbagai jenis pupuk tersebut diarahkan untuk mengisi jumlah permintaan petani melalui 155 kios pupuk yang tersebar di Kaltim.
Rinciannya adalah, 18 kios ada di Samarinda, 31 kios di Kutai Kartanegara, Kutai Barat 1 kios, Kutai Timur 11 kios, Paser 13 kios, Panajam Paser Utara 15 kios, Berau 4 kios, Bulungan 6 kios, Nunukan 5 kios, Malinau 4 kios, Tarakan 17 kios, Bontang 4 kios, dan Balikpapan 13 kios.(*)
Editor : Rahmad
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011