Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Pengurus Provinsi Persatuan Cricket Indonesia Kalimantan Timur akan memperjuangkan aturan pembatasan usia atlet yang berlaga pada Pekan Olahraga Nasional XX tahun 2020 di Papua.

Sekretaris Umum Pengprov PCI Kaltim Budhi Irawan di Samarinda, Selasa, mengatakan, alasan memperjuangkan batasan usia atlet maksimal 25 tahun untuk cabang olahraga kriket itu, karena Kaltim mempunyai banyak atlet muda potensial.

"Di sisi lain, pembatasan usia atlet juga sejalan dengan program nasional untuk menyiapkan atlet muda menghadapi kejuaraan internasional," katanya.

Menurut Budi, pengurus PCI akan memperjuangkan regulasi batasan usia tersebut pada rapat kerja nasional 2018 di Jakarta.

"Untuk batasan usia baru dibicarakan di rakernas tahun depan. Ada beberapa provinsi yang getol mengusulkan U-30 (usia 30 tahun), tapi kita tetap U-25 dan itu harus diperjuangkan," katanya.

Usulan Kaltim soal batasan usia atlet maksimal 25 tahun itu dilatarbelakangi prestasi tim kriket Kaltim yang mampu mengawinkan gelar juara pada kejurnas junior 2017.

"Kalau Kaltim lebih cenderung opsi aturan atlet U-25, karena kita ada regenerasi dan pembinaan berjalan bagus. Kejurnas junior kita juara, dengan begitu ada nilai plus," ucapnya.

Batasan usia itu juga diterapkan Pengprov PCI Kaltim pada ajang kejuaraan daerah, prakualifikasi Porprov 2017 dan juga Porprov 2018 di Kutai Timur.

Untuk kejurda, misalnya, PCI Kaltim membatasi usia atlet yang bertanding maksimal 22 tahun untuk proyeksi tiga tahun ke depan menuju PON 2020.

"Kejurda itu masih kita bolehkan main bagi atlet eks PON. Begitu juga pada pra-Porprov juga masih dimungkinkan menurunkan maksimal tiga pemain eks PON yang usianya di atas 22 tahun," tambahnya.

Ia menambahkan, saat ini atlet junior juga terus menjalani program latihan untuk persiapan menghadapi kejurnas kriket pada Desember mendatang.(*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017