Samarinda (ANTARA Kaltim) - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Embarkasi Balikpapan, Kalimantan Timur, menuntaskan pemberangkatan seluruh jamaah calon haji yang tergabung dalam 13 kelompok terbang ke Arab Saudi.

Informasi yang diperoleh dari Kementerian Agama Wilayah Kaltim di Samarinda, Rabu menyebutkan jamaah calon haji Kloter 13 atau terakhir diberangkatkan melalui Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan pada Selasa (15/8) malam pukul 22.15 Wita.

Jamaah kloter terakhir berjumlah 328 orang yang merupakan gabungan dari beberapa daerah, yakni Sulawesi Utara sebanyak 251 orang, Sulawesi Tengah tiga orang, dan Kaltim 69 orang, didampingi lima petugas kloter.

"Jamaah Kloter 13 ini termasuk pemberangkatan gelombang kedua yang langsung menuju Jeddah," kata Wakil Ketua II PPIH Embarkasi Balikpapan Hakimin.

Data dari PPIH Embarkasi Balikpapan mencatat jumlah keseluruhan jamaah calon haji Tahun 2017 sebanyak 5.778 orang, termasuk petugas kloter. Mereka berasal dari Kaltim, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah.

Ribuan calon haji itu terbagi dalam 13 kloter dengan pemberangkatan dua gelombang, meliputi kloter 1 sampai 10 masuk gelombang pertama yang diberangkatkan mulai 29 Juli hingga 11 Agustus.

Kemudian tiga kloter sisanya masuk pemberangkatan gelombang kedua sejak Minggu (13/8) hingga terakhir pada Selasa (15/8).

Pada kesempatan sebelumnya, Sekretaris PPIH Embarkasi Balikpapan Abdul Khaliq menjelaskan, sebanyak 14 orang calon haji dari embarkasi setempat gagal berangkat ke Tanah Suci pada musim haji 2017, karena berbagai sebab.

Mereka sedianya menjadi bagian dari 5.792 orang jamaah yang berangkat melalui Embarkasi Balikpapan.

"Mereka yang gagal berangkat itu, masing-masing tujuh orang meninggal dunia, sakit keras empat orang, dan tiga orang hamil. Kami sebut dengan istilah jamaah yang lunas tunda berangkat. Sudah lunas bayar, sudah berniat naik haji, tetapi kemudian di detik terakhir mau berangkat tertunda karena suatu halangan," kata Khaliq.

Halangan yang dimaksud ialah meninggal dunia, sakit keras, hamil, atau mundur karena suami atau istri yang bersangkutan juga gagal berangkat.

Selain itu, tambah Khaliq, ada juga 16 orang calon haji yang digantikan kerabatnya karena secara tiba-tiba tidak siap ikut berhaji, antara lain karena sakit, sehingga saudaranya boleh menggantikan. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017