Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kaltim Muhammad Nur optimistis pertumbuhan ekonomi daerah ini akan terus naik hingga akhir 2017, karena berbagai indikator yang menunjukkan perkembangan menggembirakan.

"Kami prediksi pertumbuhan ekonomi Kaltim hingga akhir 2017 akan naik di kisaran 2,3 persen sampai 2,5 persen, karena pada triwulan II ini sudah tumbuh 0,76 persen ketimbang triwulan I," ujar Muhammad Nur di Samarinda, Sabtu.

Menurut ia, andil tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim masih didominasi pertambangan dan penggalian, namun hal yang menggembirakan adalah adanya peningkatan pada sektor pertanian dalam arti luas, seperti perkebunan hilir, terutama minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).

Optimisme bakal meningkatnya peekonomian Kaltim dapat dilihat dari perkembangan Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kaltim pada triwulan II-2017 yang mencapai Rp112,85 triliun.

Nilai PDRB tersebut mengalami peningkatan ketimbang triwulan I-2017 yang tercatat Rp112,8 triliun atau tumbuh 0,78 persen.

"Sedangkan untuk laju pertumbuhan PDRB Kaltim triwulan II-2017 tercatat 3,6 persen (yoy), melambat jika dibandingkan dengan triwulan I-2017 yang tumbuh 3,9 persen," katanya.

Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Kaltim pada periode ini memang paling rendah jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di Kalimantan, namun pangsa PDRB Kaltim terhadap Kalimantan mencapai 52,44 persen sehingga menjadi angka yang tinggi ketimbang provinsi lainnya.

Jika dilihat dari sumber pertumbuhan ekonomi Kaltim berdasarkan sisi lapangan usaha, lanjut Nur, maka sektor pertambangan memberikan andil cukup besar yang tercatat 1,2 persen.

Sektor lain yang memberikan andil adalah lapangan usaha konstruksi, sektor industri pengolahan, dan sektor perdagangan yang masing-masing memberikan andil 0,57 persen, 0,54 persen, dan 0,31 persen.

Sumber pertumbuhan ekonomi Kaltim dari sisi pengeluaran didorong oleh net ekspor antardaerah dengan andil 4,11 persen, disusul ekspor luar negeri dan konsumsi rumah tangga dengan andil 0,91 persen dan 0,37 persen.

"Struktur ekonomi Kaltim hingga kini masih didominasi oleh sektor pertambangan yang memberikan andil 46,13 persen, industri pengolahan 18,89 persen, dan sektor pertanian memberikan andil 7,87 persen," ujar Nur.

Sementara dari sisi sektoral, kinerja pertambangan dan industri pengolahan melambat, kemudian kinerja sektor perdagangan dan konstruksi meningkat.

"Dari sisi pengeluaran, kinerja ekpor luar negeri melambat di saat impor luar negeri meningkat, sedangkan net ekspor antardaerah, konsumsi pemerintah, dan konsumsi rumah tangga naik, kemudian investasi yang masuk juga stabil," tutur Nur. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017