Penajam (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, akan segera membangun stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) agar distribusi solar tepat saaran.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Penajam Paser Utara Abbas Chalid, saat ditemui di Penajam, Selasa, mengatakan bahwa SPBN akan dibangun di tiga perkampungan nelayan.
Tiga perkampungan nelayan yang masuk dalam perencanaan program tersebut berada di Kelurahan Pejala, Kecamatan Penajam, Longpod di Kecamatan Waru, serta Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu.
"Pembangunan SPBN dilakukan di Pejala, Longpod dan Babulu Laut itu karena warganya mayoritas bekerja sebagai nelayan," ujarnya.
Namun, menurut Abbas Chalid, belum tersedia lahan untuk SPBN tersebut.
"Kami masih terkendala lahan. Kami harapkan pemerintah kabupaten dapat segera menyediakan lahan untuk lokasi pembangunan SPBN itu," jelasnya.
Jumlah kapal nelayan mencapai sekitar 4.000, sehingga SPBN itu merupakan keharusan dan wajib ada di wilayah Penajam Paser Utara, kata Abbas Chalid.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Penajam Paser Utara melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, karena sumber dana pembangunan fisik SPBN bisa didapatkan dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
Saat ini, Kabupaten Penajam Paser Utara baru memiliki satu SPBN di pendaratan ikan Desa Api-Api, Kecamatan Waru yang diresmikan pada Juni 2017, yang sementara diperuntukkan bagi nelayan yang berada di Kecamatan Penajam, Babulu dan Kecamatan Waru.
Keberadaan SPBN di pendaratan ikan Desa Api-Api tersebut diakui para nelayan membantu meringankan biaya operasional karena tidak lagi membeli solar di luar daerah atau membeli secara eceran dengan harga yang cukup tinggi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Penajam Paser Utara Abbas Chalid, saat ditemui di Penajam, Selasa, mengatakan bahwa SPBN akan dibangun di tiga perkampungan nelayan.
Tiga perkampungan nelayan yang masuk dalam perencanaan program tersebut berada di Kelurahan Pejala, Kecamatan Penajam, Longpod di Kecamatan Waru, serta Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu.
"Pembangunan SPBN dilakukan di Pejala, Longpod dan Babulu Laut itu karena warganya mayoritas bekerja sebagai nelayan," ujarnya.
Namun, menurut Abbas Chalid, belum tersedia lahan untuk SPBN tersebut.
"Kami masih terkendala lahan. Kami harapkan pemerintah kabupaten dapat segera menyediakan lahan untuk lokasi pembangunan SPBN itu," jelasnya.
Jumlah kapal nelayan mencapai sekitar 4.000, sehingga SPBN itu merupakan keharusan dan wajib ada di wilayah Penajam Paser Utara, kata Abbas Chalid.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Penajam Paser Utara melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, karena sumber dana pembangunan fisik SPBN bisa didapatkan dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
Saat ini, Kabupaten Penajam Paser Utara baru memiliki satu SPBN di pendaratan ikan Desa Api-Api, Kecamatan Waru yang diresmikan pada Juni 2017, yang sementara diperuntukkan bagi nelayan yang berada di Kecamatan Penajam, Babulu dan Kecamatan Waru.
Keberadaan SPBN di pendaratan ikan Desa Api-Api tersebut diakui para nelayan membantu meringankan biaya operasional karena tidak lagi membeli solar di luar daerah atau membeli secara eceran dengan harga yang cukup tinggi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017