Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Konsultan Proyek Jembatan Mahkota II Samarinda, Kalimantan Timur, Taufik Renaldi membantah kabar dari media sosial bahwa infrastruktur tersebut retak, karena yang sebenarnya terjadi adalah ada garis panjang berpola retakan akibat rembesan air semen.

"Sebenarnya yang terjadi adalah `overlapping` (penumpukan) semen. `Overlapping" terjadi karena merembesnya air semen yang kemudian membuat pola garis memanjang seperti retakan kalau dilihat dari depan dengan kamera biasa atau tele," ujar Taufik saat melakukan pengecekan jembatan itu di Samarinda, Minggu.

Pola seperti itu, lanjutnya, jika kameranya dizoom atau diperbesar akan membentuk seperti garis sehingga terlihat pola ukiran retakan.

Ditanya mengapa tidak dibersihkan agar tidak ada anggapan negatif dari masyarakat, ia menjawab karena hal itu bukan struktur jembatan sehingga dianggap tidak terlalu fatal sehingga tidak perlu dibersihkan.

Mengenai retakan pada pembatas jembatan di atas trotoar jembatan, Taufik menyebut istilahnya parapet atau retak rambut.

Hal ini wajar karena jembatan yang dinamis atau selalu bergetar dan lokasinya dinilai tidak bermasalah karena bukan di bagian struktur jembatan tapi di atas struktur jembatan. Parapet ketika dizoom akan terlihat besar dan kesannya bahaya.

Ia melanjutkan, jika memang berbahaya melintasi jembatan ini, maka saat uji coba dengan bobot 600 ton, pastilah sudah ambruk.

"Saat uji coba, ada 22 dump truk dengan total bobot 600 ton didiamkan di tengah jembatan, tapi tidak ambruk, kan ada wartawan juga waktu itu menyaksikan uji coba. Kalau memang berbahaya, tentu Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan (KKJT) Kementerian PU tidak akan meluluskan dan Kementerian juga tidak akan merekomendasi jembatan untuk dilalui," ucapnya.

Pihak yang mengecek jembatan selain Taufik, adalah tim teknis Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda yang dipimpin Oleh Asisten II Pemkot Samarinda, Sugeng Chairuddin. Instansi lain yang turut mengecek adalah Dinas Perhubungan dan Satuan Polisi Pamong Praja.

Sugeng mengaku bersyukur karena hasil pengecekan yang dilakukan ternyata jembatan tidak retak seperti foto-foto yang beredar. Memang kalau dari depan terlihat seperti retakan, tapi ketika difoto dari atas samping jembatan, bukan retakan, jelas terlihat semen menempel di atas beton jembatan.

"Ketika pengambilan gambar menggunakan drone, jika posisinya dekat maka terlihat jelas bukan retakan walaupun diambil dari depan. Jadi karena tim teknis termasuk dari konsultan sudah memastikan aman, maka jembatan kembali kita buka seperti biasa dari jam 6 pagi hingga 6 sore. Tadi memang sempat ditutup, sekarang kita buka lagi," kata Sugeng. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017