Samarinda (ANTARA Kaltim) -  The Nature Conservancy (TNC), sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat bidang lingkungan yang melakukan konservasi di 69 negara, bersiap mengembangkan konservasi pada 100 desa di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

"Sekarang kami masih menangani konservasi dengan melibatkan masyarakat di 26 desa di Berau. Dari hasil pemetaan, terdapat sekitar 75-100 desa yang alamnya bisa dikembangkan pola konservasi," ujar Manajer Pemberdayaan Masyarakat The Nature Consevancy ( TNC) Provinsi Kaltim Taufik Hidayat di Samarinda, Minggu.

Dalam pengembangan konservasi di sekitar 100 desa tersebut, pola pendekatan yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode Aksi Inspiratif Warga untuk Perubahan (Sigap).

Metode ini pula yang telah dikembangkan terhadap dua desa di Berau dan berhasil, yakni Desa Merabu dan Desa Long Duhung, sehingga dua desa tersebut kini telah memperoleh hak mengelola hutan kemasyarakatan dengan surat keputusan dari Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup.

Penerapan metode Sigap menuju konservasi memerlukan ketersediaan pelaksana di lapangan atau fasilitator kampung.

Fasilitator ini akan tinggal dan menyatu dengan warga desa untuk memulai proses tujuh tahapan Sigap mulai dari "Disclosure, Define, Discover, Dream, Design, Delivery, dan Drive".

Untuk tahap awal berupa "disclosure", fasilitator mendapat tugas meraih kepercayaan masyarakat desa. Setelah tahap pertama ini berhasil, kemudian dilanjutkan dengan tahapan yang lainnya.

Ia melanjutkan, program Sigap serupa akan pula diterapkan di desa-desa lainnya yang tersebar di Provinsi Kaltim.

Pihak terkait di Pemprov Kaltim, yakni Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) sudah tertarik untuk menerapkan metode Sigap dari TNC karena melihat keberhasilan di Berau.

"Saat ini DPMPD Kaltim masih mengkaji draf peraturan gubernur (pergub) yang ke depannya sebagai penguat penerapan Sigap di Kaltim. Jika Pergub Kaltim sudah jadi, maka penerapan metode Sigap untuk semua desa di Kaltim akan semakin kuat," ucap Taufik.

Ia juga mengatakan bahwa ke depan bukan hanya desa-desa di Kaltim yang disasar Sigap, namun juga desa-desa di dua provinsi lain, yakni Kalimantan Barat dan Riau.

Bahkan untuk rencana penerapan Sigap tersebut, pihaknya telah melatih 25 orang dari tiga provinsi tersebut untuk mendalami metode Sigap dan teknik mendampingi masyarakat desa. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017