Samarinda (ANTARA Kaltim) - Semua pihak dan instansi terkait perlu mengintensifkan koordinasi dan kerja sama sebagai langkah antisipasi menekan laju inflasi selama Ramadhan hingga bulan-bulan mendatang, kata Kepala Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Muhammad Nur.

"Koordinasi sangat diperlukan guna memastikan ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi pangan pokok, penyediaan infrastruktur dan sarana logistik yang lebih baik, serta didukung pemberian informasi efektif kepada masyarakat," ujar Nur di Samarinda, Jumat.

Selain itu, lanjutnya, keterlibatan aparat hukum dalam pengawasan baik pra (sebelum) maupun pascaproduksi pangan perlu terus dilanjutkan dan ditingkatkan.

"Pada sisi hulu, upaya peningkatan kapasitas produksi bahan pangan dari wilayah lokal Kaltim juga perlu dilakukan, guna mengurangi ketergantungan pasokan dari daerah lain," ujarnya.

Nur menambahkan, BI maupun pemerintah daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah senantiasa terus memperkuat koordinasi dalam rangka pengendalian inflasi, baik untuk jangka pendek maupun jangka menengah.

Berbagai upaya stabilisasi harga akan terus dioptimalkan dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Hal ini merupakan salah satu langkah utama untuk mengendalikan inflasi agar tepat sasaran sesuai dengan target inflasi 2017 sebesar 4+1 persen (yoy).

Pernyataan itu diungkapkan Muhammad Nur, karena laju inflasi Kaltim pada Mei 2017 tercatat sebesar 0,36 persen, lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya yang 0,13 persen.

Namun, ia juga mengatakan bahwa inflasi Kaltim pada Mei 2017 masih lebih rendah ketimbang inflasi nasional yang tercatat 0,39 persen.

Secara umum, inflasi disumbang oleh kenaikan harga pada komoditas tarif listrik, angkutan udara, bensin, daging ayam ras, dan kacang panjang.

Dilihat dari pembentuknya, kelompok administered price (harga yang ditetapkan pemerintah) menjadi pendorong inflasi tertinggi pada Mei, yakni akibat kenaikan tarif listrik, angkutan udara, dan bensin yang merupakan dampak lanjutan dari penyesuain tarif sejak awal tahun.

Tercatat inflasi kelompok ini sebesar 1,06 persen (mtm) atau 12,98 persen (yoy). Sementara kelompok pangan (volatile foods) mengalami inflasi secara terbatas.

Inflasi terbatas terutama pada komoditas bawang putih, daging ayam ras, dan kacang panjang akibat peningkatan permintaan menjelang Ramadhan, sehingga tercatat inflasi pada kelompok ini sebesar 0,16 persen (mtm) atau 1,86 persen (yoy).

"Selanjutnya pada kelompok inti, inflasi disumbang oleh komoditas kue basah, obat dengan resep, nanas dan makanan ringan yang tercatat 0,14 persen (mtm) atau 2,79 persen (yoy)," ujar Nur. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017