Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Kepolisian Daerah Kalimantan Timur meningkatkan pengamanan, khususnya di wilayah yang berbatasan langsung dengan negara lain, termasuk di kawasan Provinsi Kalimantan Utara, untuk mencegah masuknya teroris.

"Wilayah Kaltim seperti di Kabupaten Berau dan kawasan Kalimantan Utara di Kabupaten Nunukan dan Malinau memiliki garis perbatasan dengan negara lain yakni Pilipina dan Malaysia," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kaltim Komisaris Besar Polisi Ade Yaya Suryana, dihubungi dari Samarinda, Jumat.

Polda Kaltim kata Ade Yaya Suryana, telah menginstruksikan kepada seluruh Polres, khususnya yang memiliki wilayah perbatasan untuk meningkatkan kewaspadaan.

Ia menyatakan, wilayah Kabupaten Berau terhubung melalui laut dengan kawasan perairan Filipina dan Kabupaten Malinau Kalimantan Utara terhubung jalur darat dengan Malaysia serta Kabupaten Nunukan yang juga berbatasan langsung dengan Malaysia, dapat menjadi pintu masuk bagi pelaku kejahatan antarnegara maupun teroris.

"Terkait pertempuran antara militer Pilipina dengan kelompok sipil bersenjata di Marawis, Polda Kaltim telah menginstruksikan kepada seluruh Polres khususnya di perbatasan untuk meningkatkan kewaspadaan," ucapnya.

"Peningkatan kewaspadaan ini penting mengingat, garis perbatasan yang ada di Kaltim maupun Kalimantan Utara sangat luas dan banyak jalur tikus sehingga tidak menutup kemungkinan dijadikan pintu masuk ke wilayah Indonesia," terang Ade Yaya Suryana.

Selain di kawasan perbatasan, peningkatan pengamanan tambah ia, juga dilakukan di seluruh satuan kewilayahan di Kaltim dan Kalimantan Utara.

Peningkatan kewaspadaan baik secara internal maupun eksternal itu lanjut Ade Yaya Suryana, terkait bom bunuh diri di Kampung Melayu Jakarta yang menewaskan tiga personel Polri dan melukai 12 orang lainnya.

Pengamanan secara internal kata ia, dilakukan melalui "body system" yakni setiap personel yang bertugas di jalanan dikawal personel kepolsian bersenjata.

Sementara, pengamanan eksternal lanjutnya yakni dengan melakukan pengamanan pada setiap kegiatan masyarakat termasuk keagamaan.

"Sebenarnya, ini sudah dilakukan beberapa waktu setelah adanya ancaman teroris ditujukan ke kantor kepolisian dan anggota Polri. Langkah Polri meningkatkan kewaspadaan secara internal dan memberlakukan `body system` dalam kegiatan kepolisian di jalanan. Jadi petugas yang di jalanan dibantu lagi anggota Polri lainnya," jelasnya.

"Kami juga mengimbau masyarakat jika sekiranya mengetahui atau menemukan hal-hal yang ganjil di lingkungannya agar melaporkan atau berkoordinasi dengan kepolisian terdekat termasuk, apabila ada kegiatan keagamaan sehingga dapat dilakukan deteksi dini untuk mengantisipasi adanya aksi teror," terang Ade Yaya Suryana.(*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017