Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kondisi perekonomian Provinsi Kalimantan Timur pada triwulan I tahun 2017 masih melambat karena hanya tumbuh 0,54 persen, lebih rendah dibanding triwulan terakhir 2016 yang mencapai 2,64 persen.

"Lambatnya pertumbuhan ekonomi ini disebabkan penurunan sejumlah kelompok komponen yang merupakan penyumbang laju ekonomi Kaltim," ujar Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kaltim M Habibullah dihubungi di Samarinda, Jumat.

Ia menjelaskan, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yang turun hingga 70,85 persen turut berkontribusi dalam perlambatan itu, selain penurunan impor luar negeri sebesar 8,44 persen, dan pembentukan modal tetap bruto (PMBT) yang terkontrkasi 5,26 persen.

Sebaliknya, kinerja perdagangan antardaerah pada triwulan I-2017 mencatat tren positif yang ditunjukkan oleh pertumbuhan pengiriman komoditas antardaerah sebesar 9,06 persen, termasuk ekspor luar negeri yang tumbuh 4,62 persen.

Jika dilihat dari pembentukan sumber pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan I-2017 terhadap triwulan IV-2016, lanjut Habibullah, komponen ekspor luar negeri dan net ekspor antardaerah memberikan andil masing-masing 2,36 persen dan 1,88 persen.

"Sementara komponen pengeluaran konsumsi pemerintah, impor luar negeri, dan PMTB memberi andil terhadap pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) triwulan I-2017 masing-masing minus 3,97 persen, minus 1,43 persen, dan minus 1,28 persen," paparnya.

Ia menambahkan, pertumbuhan yang lambat ini berdampak terhadap PDRB Kaltim yang hanya naik tipis, dari Rp142,87 triliun pada triwulan IV-2016, menjadi Rp144,93 triliun pada triwulan I-2017.

Apabila ditinjau menurut lapangan usaha, data BPS mencatat PDRB Kaltim antara lain disumbang dari sektor pertanian yang naik dari Rp10,95 triliun menjadi Rp11,39 triliun.

Kemudian lapangan usaha sektor pertambangan dan penggalian dari Rp68,03 triliun menjadi Rp68,65 triliun, industri pengolahan dari Rp27,19 triliun menjadi Rp27,93 triliun, sektor konstruksi dari Rp10,97 triliun naik tipis menjadi Rp11 triliun.

"Selanjutnya lapangan usaha sektor perdagangan dari Rp7,27 triliun naik tipis menjadi Rp7,43 triliun, sektor transportasi dan pergudangan dari Rp4,94 triliun tumbuh menjadi Rp5,06 triliun," kata Habibullah. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017