Samarinda (ANTARA Kaltim) - Industri pengolahan besar dan sedang di Provinsi Kalimantan Timur pada triwulan I 2017 mengalami pertumbuhan positif yang naik 3,10 persen terhadap triwulan I 2016 (year on year), baik berupa makanan, bahan kimia, maupun industri kayu.

"Dari berbagai industri pengolahan besar dan sedang itu, jika dirinci per subsektor maka sebagian ada yang tumbuh dan subsektor lainnya ada yang minus," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim M Habibullah di Samarinda, Rabu.

Pada industri makanan lanjutnya, terjadi kenaikan 4,84 persen. Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia juga mengalami kenaikan dengan besaran 2,07 persen.

Sedangkan untuk industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur), kemudian barang anyaman dari bambu, rotan, dan sejenisnya mengalami kontraksi hingga minus 3,63 persen.

Ia melanjutkan, jika dibandingkan dengan triwulan I 2016 jenis industri ini mengalami kenaikan, namun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (triwulan IV 2016 - q to q) , maka industri pengolahan besar dan sedang di Kaltim mengalami penurunan 0,48 persen.

Pola yang sama terjadi pada triwulan I/2016 dan triwulan I/2015, yakni pertumbuhan industri pengolahan besar dan sedang mengalami penurunan 0,45 persen dan turun 1,14 persen.

Adapun berbagai jenis industri pengolahan besar dan sedang yang mengalami penurunan produksi (q to q) pada trwulan I 2017 terhadap triwulan IV 2016 adalah industri makanan turun 0,22 persen.

Kemudian industri pengolahan bahan kimia dan barang dari kimia turun 1,19 persen, selanjutnya industri kayu, barang dari kayu dan gabus, barang anyaman dari bambu dan rotan turun 0,49 persen.

"Industri pengolahan di Kaltim tersebar di hampir kabupaten/kota. Beberapa kawasan yang menjadi kantong industri diantaranya Balikpapan yang dominan dengan industri pengolahan migas, mesin, dan peralatan. Samarinda dengan industri mesin dan peralatan, dan Bontang dengan industri pupuk, kimia, dan gas," ujar dia. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017