Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Warga yang tinggal di empat pulau di Kota Bontang, Kalimantan Timur, beberapa waktu terakhir kesulitan mendapatkan air bersih, sehingga mereka terpaksa membeli air dengan harga yang cukup tinggi untuk konsumsi sehari-hari.

Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Taman Bontang Suramin dihubungi dari Samarinda, Selasa, menyatakan mahalnya air bersih di kawasan itu karena pendistribusiannya menggunakan kapal.

"Sebenarnya semua masyarakat yang berada di wilayah kerja PDAM Tirta Taman Bontang sudah terlayani air bersih. Jadi, kawasan yang kesulitan air bersih itu yang menyebabkan warga terpaksa membeli dengan harga tinggi akibat pendistribusiannya menggunakan kapal karena jaraknya yang cukup jauh dan berada di daerah pelosok," ujar Suramin.

Keempat pulau yang kesulitan air bersih itu, yakni Pulau Tihi-tihi di Kelurahan Tanjung Laut Indah, Pulau Malahin dan Selangan berada di Kelurahan Bontang Lestari, serta Pulau Gusung di Kelurahan Guntung.

Umumnya warga yang bermukim di pulau-pulau dengan rata-rata berpenduduk 140 kepala keluarga itu berprofesi sebagai nelayan.

Selama ini, kata Suramin, warga terpaksa membeli air bersih dari pelanggan PDAM ataupun kelompok swadaya masyarakat dengan harga Rp1.000 per jerigen ukuran 20 liter atau setiap kepala keluarga harus mengeluarkan uang Rp260.000 setiap bulannya hanya untuk kebutuhan air bersih.

Suramin menambahkan PDAM Tirta Taman Bontang sudah mencoba mencari skema untuk membantu kesulitan warga di empat pulau itu, termasuk berencana membangun hidran umum di kawasan pesisir untuk memasok air bagi warga di pulau-pulau tersebut.

Ia mengaku telah melakukan survei dan mendata kondisi wilayah, termasuk berkoordinasi dengan lurah dan camat di empat pulau tersebut untuk mencari skema pendistribusian air bersih bagi warga di kawasan itu.

"Walaupun pulau-pulau itu bukan kewenangan langsung PDAM, tetapi kami sudah memiliki program untuk membantu kesulitan air bersih bagi warga. Kalau selama ini mereka terpaksa mengeluarkan uang Rp260 ribu untuk membeli air akan kami upayakan menekan hingga maksimal Rp150 ribu per bulan," tuturnya.

"Padahal, harga air bersih di PDAM hanya Rp5.000 per kubik, namun saat dijual ke masyarakat di pulau-pulau itu bisa menjadi Rp50 ribu, karena dijual Rp1.000 per 20 liter. Jadi, kami akan mencari cara agar masyarakat bisa membeli air bersih secara langsung dan tidak melalui perantara atau pengelola yang mengambil untung sangat tinggi. Kami membangun hidran umum dan teknisnya nanti akan kami bahas bersama tokoh masyarakat, lurah dan camat," jelas Suramin.

Direktur PDAM Tirta Taman Bontang itu juga menyatakan warga di empat pulau tersebut tidak mengalami krisis air bersih, tetapi hanya kesulitan akibat jauhnya jarak dan kawasan itu di luar jangkauan pipanisasi PDAM.

"Jadi, kami sampaikan bahwa bukan akibat krisis air bersih, tetapi hanya karena proses pendistribusiannya dilakukan oleh kelompok masyarakat karena jaraknya cukup jauh, sehingga mereka menjual dengan harga tinggi. Itulah yang akan kami upayakan untuk membangun hidran air di kawasab pesisir untuk menyuplai air bersih bagi masyarakat di empat pulau itu," terang Suramin. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017