Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Sejumlah komoditas pokok di Provinsi Kalimantan Timur pada Maret 2017 mengalami inflasi atau kenaikan harga sebesar 0,15 persen atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 131,32 pada Februari menjadi 131,51 pada Maret.

"Inflasi terjadi karena adanya peningkatan indeks harga signifikan pada beberapa kelompok pengeluaran, terutama kelompok bahan makanan yang berinflasi 0,66 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Muhammad Habibullah di Samarinda, Senin.

Ia menjelaskan penyumbang inflasi kedua adalah kelompok kesehatan yang mengalami kenaikan 0,35 persen, disusul kelompok perumahan berinflasi 0,22 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau berinflasi 0,13 persen.

Berikutnya adalah kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga berinflasi 0,09 persen, kelompok sandang 0,08 persen, sementara kelompok transportasi dan komunikasi mengalami deflasi 0,50 persen.

Adanya perubahan inflasi tersebut, lanjut Habibullah, maka untuk inflasi tahun kalender di Kaltim sampai Maret mencapai 1,15 persen, sementara inflasi "year on year" sebesar 3,89 persen.

Jika dirinci dari dua kota di Kaltim yang ditetapkan menjadi patokan IHK, tercatat Kota Samarinda mengalami inflasi 0,28 persen dengan IHK 130,68, sedangkan Kota Balikpapan mengalami deflasi 0,03 persen dengan IHK 132,61.

IHK merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga baik inflasi maupun deflasi di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan.

Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh tiap rumah tangga.

Habibullah juga mengatakan pada kelompok bahan makanan, komoditas yang paling tinggi mengalami inflasi adalah bumbu-bumbuan dengan kenaikan harga mencapai 2,05 persen dengan rincian di Samarinda berinflasi 4,22 persen dan di Balikpapan berdeflasi 0,65 persen.

"Sedangkan dalam kelompok makanan jadi, rokok, dan tembakau, komoditas yang paling tinggi mengalami kenaikan harga adalah tembakau dan minuman beralkohol yang berinflasi 0,62 persen," katanya. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017