Penajam (ANTARA Kaltim) -  Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, melakukan pendataan korban banjir di Desa Bukit Raya Kecamatan Sepaku.

"Kami bersama tim gabungan sedang melakukan pendataan korban banjir dan pemantuan untuk antisipasi adaya buaya yang kerap muncul pada saat banir di wilayah Sepaku," kata Kepala Seksi Logistik dan Perlengkapan BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara Nur Laila ketika ditemui di Penajam, Selasa.

Hujan yang mengguyur wilayah Penajam Paser Utara mulai Selasa dini hari sekitar pukul 04.30 WITA mengakibatkan empat RT di Desa Bukit Raya di Kecamatan Sepaku terendam banjir setinggi 1,2 meter.

BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara bersama tim gabungan Pemerintah Desa Bukit Raya, kecamatan dan tim relawan Desa Tangguh, UPT PU dan Kelurahan Petung langsung melakukan pendataan dan penanganan korban banjir.

"Sekarang ketinggian banjir sudah mulai turun karena hujannya juga sudah mulai berhenti hanya gerimis kecil saja," ucap Nur Laila.

Menurut ia, banjir yang terjadi di empat RT di Desa Bukit Raya Kecamatan Sepaku tersebut disebabkan curah hujan cukup deras yang terjadi sejak dini hari dan tingginya pasang air laut, serta adanya longsor di pinggir sungai sehingga menghambat aliran air.

Dari hasil pendataan 267 rumah terendam banjir, dengan korban sebanyak 787 jiwa dari 268 kepala keluarga, namun tidak ada korban jiwa pada perisiwa banjir tersebut.

Longsoran tanah di bibir sungai yang sudah tiga kali terjadi lanjut Nur Laila, menjadi faktor utama terjadinya banjir di Desa Bukit Raya tersebut.

"Harus dipasang turap di sepanjang sungai dan normalisasi sungai untuk mencegah terjadinya banjir di wilayah Sepaku," ujarnya.

Nur Laila menyatakan instansinya tengah berkoordinasi untuk melakukan normalisasi sungau, karena setiap tahun terjadi peningkatan intensitas banjir di wilayah Sepaku.

Informasi yang diperoleh juga menyebutkan, pada peristiwa banjir tersebut, buaya masuk ke pemukiman warga karena diduga anak sungai yang ada di Kecamatan sepaku tertutup limbah perusahaan.

"Saat kami melakukan pengecekan titik koordinat di wilayah yang sering dilanda banjir ditemukan banyak material besar di anak sungai," tambah Nur Laila.

Selain itu masuknya buaya tersebut ke pemukiman warga juga diduga akibat dari ekosistem yang terganggu. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017