Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Bank Indonesia melibatkan Tentara Nasional Indonesia di jajaran Komando Distrik Militer 0905/Balikpapan dan Pangkalan TNI Angkatan Laut Balikpapan, Kalimantan Timur, dalam program menanam cabai sebagai salah satu upaya menekan inflasi di daerah setempat.
"Kami bagikan sebanyak 11.000 bibit cabai di dalam polybag untuk ditanam para prajurit," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan Suharman Tabrani di Balikpapan, Minggu.
Kodim 0905 Balikpapan sudah berpengalaman dalam hal bercocok tanam, bahkan sudah bertanam padi di dalam pot dari ember plastik besar bekas cat.
"Namanya padi perkotaan," kata Komandan Kodim 0906 Letnan Kolonel TNI Heri Satya.
Menurut Tabrani, sampai saat ini cabai masih menjadi satu komoditas yang memberikan andil pada kenaikan inflasi di Balikpapan.
Permintaannya komoditas itu cukup tinggi, namun tidak sebanding dengan jumlah pasokan, sehingga sebagian besar kebutuhan cabai di Balikpapan dipenuhi dengan mendatangkan dari Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.
"Kami ingin mengurangi ketergantungan masyarakat atas pasokan dari luar dengan cara menanam sendiri," katanya.
Kerja sama dengan TNI Angkatan Darat melalui Kodim 0905 dan Lanal Balikpapan untuk menanam cabai adalah perluasan dari program Sekolah Peduli Inflasi (SPI) yang digelar BI sejak 2016.
Dari tahun 2016 sudah ada 30 SMA dan SMK di Balikpapan yang terlibat program SPI. Sementara pada 2017, BI Balikpapan menambahkan dengan 20 SMP dan lima pondok pesantren di Balikpapan, serta lima SMA/SMK di Penajam Paser Utara.
"Jadi, sekarang ada 60 Sekolah Peduli Inflasi," tambah Suharman Tabrani.
Sebagai penggagas, BI membagikan bibit cabai, membuat pelatihan bagaimana bertanam cabai, dan pendampingan saat bibit-bibit itu mulai ditanam di sekolah dan pesantren tersebut.
"Tahun ini BI juga memberikan pelatihan kewirausahaan," ujarnya.
Ia menambahkan pelatihan kewirausahaan itu dianggap perlu, sebab apabila diusahakan dengan benar, bertanam cabai oleh anak-anak sekolah ini bisa jadi usaha yang menguntungkan.
Dalam pelatihan itu, BI membantu membuat pembukuan usaha hingga mengenalkan pasar, sedangkan perwakilan sekolah diperkenalkan aplikasi "Siapik" atau Sistem Administrasi Pencatatan Keuangan melalui Android.
SMAN 3 Balikpapan yang mulai mengikuti program ini pada tahun 2016, misalnya, dengan tanaman 1.300 rumpun cabai bisa meraup pendapatan hingga Rp7 juta per bulan pada harga cabai berkisar Rp80.000-90.000 per kg. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
"Kami bagikan sebanyak 11.000 bibit cabai di dalam polybag untuk ditanam para prajurit," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan Suharman Tabrani di Balikpapan, Minggu.
Kodim 0905 Balikpapan sudah berpengalaman dalam hal bercocok tanam, bahkan sudah bertanam padi di dalam pot dari ember plastik besar bekas cat.
"Namanya padi perkotaan," kata Komandan Kodim 0906 Letnan Kolonel TNI Heri Satya.
Menurut Tabrani, sampai saat ini cabai masih menjadi satu komoditas yang memberikan andil pada kenaikan inflasi di Balikpapan.
Permintaannya komoditas itu cukup tinggi, namun tidak sebanding dengan jumlah pasokan, sehingga sebagian besar kebutuhan cabai di Balikpapan dipenuhi dengan mendatangkan dari Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.
"Kami ingin mengurangi ketergantungan masyarakat atas pasokan dari luar dengan cara menanam sendiri," katanya.
Kerja sama dengan TNI Angkatan Darat melalui Kodim 0905 dan Lanal Balikpapan untuk menanam cabai adalah perluasan dari program Sekolah Peduli Inflasi (SPI) yang digelar BI sejak 2016.
Dari tahun 2016 sudah ada 30 SMA dan SMK di Balikpapan yang terlibat program SPI. Sementara pada 2017, BI Balikpapan menambahkan dengan 20 SMP dan lima pondok pesantren di Balikpapan, serta lima SMA/SMK di Penajam Paser Utara.
"Jadi, sekarang ada 60 Sekolah Peduli Inflasi," tambah Suharman Tabrani.
Sebagai penggagas, BI membagikan bibit cabai, membuat pelatihan bagaimana bertanam cabai, dan pendampingan saat bibit-bibit itu mulai ditanam di sekolah dan pesantren tersebut.
"Tahun ini BI juga memberikan pelatihan kewirausahaan," ujarnya.
Ia menambahkan pelatihan kewirausahaan itu dianggap perlu, sebab apabila diusahakan dengan benar, bertanam cabai oleh anak-anak sekolah ini bisa jadi usaha yang menguntungkan.
Dalam pelatihan itu, BI membantu membuat pembukuan usaha hingga mengenalkan pasar, sedangkan perwakilan sekolah diperkenalkan aplikasi "Siapik" atau Sistem Administrasi Pencatatan Keuangan melalui Android.
SMAN 3 Balikpapan yang mulai mengikuti program ini pada tahun 2016, misalnya, dengan tanaman 1.300 rumpun cabai bisa meraup pendapatan hingga Rp7 juta per bulan pada harga cabai berkisar Rp80.000-90.000 per kg. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017