Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Provinsi Kalimantan Timur pada 2017 kebagian kuota sebanyak 19.000 ekor sapi dari program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) yang dicanangkan Kementerian Pertanian dengan total 5,9 juta betina secara nasional.

"Dari target Upsus Siwab secara nasional, untuk Kaltim kebagian sebanyak 19.000 ekor sapi betina yang harus bunting hingga akhir 2017," ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Probinsi Kaltim Dadang Sudarya di Samarinda, Minggu.

Dari target total 19.000 ekor hingga akhir 2017 tersebut lanjutnya, pelaksanaannya hingga Februari 2017 sudah mencapai 48 persen sehingga ia optimistis di akhir 2017 mendatang mampu tercapai 100 persen, bahkan ia memperkirakan capaiannya bisa lebih banyak dari target yang ditentukan.

Target sebanyak itu merupakan kebuntingan dari pola inseminasi buatan (IB) atau kawin suntik dan hasil perkawinan alami yang dilakukan sapi sejak beberapa bulan lalu.

Secara nasional, program Upsus Siwab 2017 dilaksanakan melalui strategi optimalisasi pelaksanaan inseminasi di 33 propinsi yang dibagi menjadi tiga kelompok.

Kelompok pertama adalah daerah sentra sapi yang pemeliharaannya dilaksanakan secara intensif yang meliputi Pulau Jawa, Bali, dan Provinsi Lampung dengan populasi betina sebanyak 3,3 juta.

Kelompok kedua adalah daerah dengan sentra peternakan menggunakan sistem pemeliharaan semi intensif seperti di Sulawesi Selatan, Sumatera, dan Kalimantan umumnya dengan potensi populasi betina sebanyak 1,9 juta ekor.

Sedangkan kelompok ketiga adalah daerah pemeliharaan ekstensif dengan total populasi betina sebanyak 700 ribu ekor betina yang tersebar di Provinsi NTT, NTB, Papua, Maluku, Sulawesi, NAD, dan Kalimantan Utara.

Ia juga mengatakan jatah untuk untuk Provinsi Kaltim yang sebanyak 19.000 ekor kebuntingan tersebut dibagi lagi untuk beberapa kabupaten yang menjadi sentra ternak, diantaranya di Kabupaten Paser kebagian 3.250 ekor kebuntingan.

"Upsus Siwab merupakan kegiatan terintegrasi yang melibatkan kepentingan banyak pihak sehingga perlu sinergitas, termasuk harus aktif berkoordinasi dengan kabupaten/kota dan kelompok ternak yang mendapat tugas ini," ujar Dadang.(*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017