Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Pesut (Orcaella brevirostris), mamalia air yang terperangkap di rawa-rawa di Desa Sangkuliman, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara, sudah dibuatkan jalan keluar untuk kembali ke habitatnya di Sungai Mahakam.

"Saat jalur dibersihkan, pesut langsung ikut berenang di belakang," tutur peneliti pada Rare Aquatic Species Indonesia (RASI) Danielle Kreb dihubungi di Balikpapan, Selasa.

RASI adalah lembaga yang di antaranya berkhidmat pada pelestarian pesut.

Namun demikian, tambah Danielle, sang pesut tidak langsung berenang keluar kembali ke Sungai Mahakam, malah mengajak relawan yang membersihkan jalur jalan keluar di rawa itu bermain dengan mengibaskan ekor, memercikkan air ke relawan dan berenang cepat di sekitar relawan.

"Yang penting jalurnya sudah bersih dan tidak menghalangi jalan keluar masuknya. Besok (Rabu, 22/2) pagi akan kami lihat lagi apakah pesut sudah keluar apa belum. Bila belum akan digiring keluar, karena air bertambah surut sekarang," paparnya.

Jalur keluar masuk rawa itu mulanya memang dipenuhi dengan batang-batang kayu dan ranting-ranting tajam. Kemungkinan besar pesut masuk ke rawa itu untuk mencari makan dan ketika itu air sungai masih tinggi.

"Menurut penduduk setempat, pesut itu mulai ada di rawa-rawa itu sejak dua minggu lalu," tutur Innal Rachman, aktivis Save Mahakam Dolphin.

Setelah dua pekan, dengan keadaan tanpa hujan di hulu Mahakam, ketinggian muka air sungai menyusut. Di Tering, Kutai Barat, sekitar enam jam perjalanan dari Kota Bangun ke arah hulu Mahakam, tinggi muka air Mahakam turun hingga 50 cm.

RASI dan organisasi pencinta satwa Save Mahakam Dolphin mengirim lima orang untuk melihat keadaan pesut tersebut, setelah warga Desa Sangkuliman memberitahu mereka. Ada juga tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur.

Menurut Danielle, kelima anggota tim sudah terlatih khusus dalam penanganan mamalia terdampar.

"Mereka mengerti pedoman mengatasi mamalia terdampar," kata Daniella.

Tim membekali diri dengan jaring tebal untuk membantu mengangkat pesut bila diperlukan.

Sebelumnya, ketika mendapat laporan pertama kali, RASI bersama Save Mahakam Dolphin sudah melakukan pengecekan perdana beberapa pekan lalu, namun karena air rawa masih tinggi, pesut itu tak bisa dievakuasi.

Selain juga air yang masih dalam itu menghindarkan pesut dari ranting tajam yang banyak ada di dasar rawa.

"Di Sangkuliman kami juga sudah pernah memberi warga pelatihan menyelamatkan pesut terdampar. Itu kenapa mereka bisa cepat beritahu kami," tutur Innal Rachman.

Warga Sangkuliman mendapatkan pelatihan itu, karena kawasan Sungai Mahakam tempat hidup mereka memiliki habitat pesut, selain juga banyaknya rawa-rawa yang mudah membuat pesut terperangkap.

"Tahun 2002 juga pernah kejadian seperti ini di Sangkuliman ini. Tahun 2009 kejadian itu menimpa seekor induk dan anaknya. Warga bersama tim RASI bisa menyelamatkan pesut-pesut itu," ujarnya.     (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017