Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Pemprov Kalimantan Timur melalui intansi terkait menargetkan untuk menambah luas lada lokal yang menjadi unggulan nasional, yakni lada Malonan 1 seluas 500 hektare (ha) per tahun sehingga pada 2018 menjadi 11.500 ha.

"Malonan 1 merupakan lada khas Kaltim yang sejak 6 Juli 2015 ditetapkan Menteri Pertanian menjadi varietas unggul nasional, jenis inilah yang terus dikembangkan di sejumlah kawasan di Kaltim," ujar Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim Ujang Rachmad di Samarinda, Minggu.

Pembudidayaan lada di Kaltim menyebar pada sembilan kabupaten/kota dengan pengembangan terluas di Kabupaten Kutai Kartanegara yang mencapai 3.757 ha.

Dinas Perkebunan Kaltim mengembangkan tanaman lada sampai akhir 2013 seluas 4.231 ha, sedangkan pada 2018 ditargetkan luasannya mencapai 11.500 ha.

Dalam upaya mengembalikan kejayaan lada lokal Kaltim, katanya, pihaknya telah menyusun target pencapaian luas areal penanaman lada dan produksi selama lima tahun sejak 2014 hingga 2018.

Pada 2014 capaian luas lada 9.500 ha dengan produksi 6.331 ton, tahun 2015 bertambah 500 ha hingga mencapai 10.000 ha dengan produksi 6.890 ton, pada 2016 capaian luasnya 10.500 ha dengan produksi 7.464 ton.

Sedangkan tahun 2017 ditargertkan bertambah lagi 500 ha luasan lada sehingga menjadi 11.000 ha dengan produksi 7. 992 ton, dan pada 2018 areal penanaman ditargetkan bertambah 500 ha lagi sehingga menjadi 11.500 ha dengan produksi 8.674 ton.

Menurut dia, penambahan perluasan penanaman lada seluas 500 ha per tahun ini dengan jarak tanam 1,6 m x 1,8 m, sehingga membutuhkan 1.500.000 bibit per tahun.

Sedangkan untuk keperluan masyarakat selama lima tahun ke depan diprediksi seluas 500 ha per tahun, sehingga total keperluan bibit lada rata-rata 2.500.000 sampai 3.000.000 bibit per tahun.

Ujang melanjutkan, pengembangan lada tersebut diarahkan di sejumlah sentra perkebunan lada di Kaltim, terutama di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara karena masyarakatnya sejak dulu sudah berkebun lada dan hasilnya memuaskan.

"Sedangkan bibit lada yang biasa dipakai oleh petani adalah 5 sampai 6 ruas atau akar dari tanaman induk lada," katanya.

Untuk perluasan areal penanaman lada, diperlukan sumber benih bermutu (benih bina) dari lada lokal di Kecamatan Loa Janan dan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, karena jenis lada dari daerah ini yang menjadi varietas unggul lada berkadar oleoresin tinggi (pedas) dengan nama Malonan 1. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017