Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Para atlet dan pelatih yang meraih medali pada Pekan Olahraga Nasional XIX Tahun 2016 di Jawa Barat menagih bonus yang pernah dijanjikan pemerintah provinsi setempat, karena hingga kini belum direalisasikan.

Pelatih angkat berat Kaltim, Dedi, yang ditemui di Samarinda, Rabu, mengatakan hampir semua atlet dari provinsi lain sudah mendapatkan bonus dari pemerintah daerahnya, sedangkan di Kaltim hingga memasuki bulan kedua tahun 2017 belum ada tanda-tanda bonus tersebut dicairkan.

"Janjinya Pemerintah Provinsi Kaltim, bonus akan dicairkan tahun ini, tapi sudah masuk bulan Februari kami belum melihat ada tanda-tandanya," kata Dedi.

Menurut ia, kondisi perekonomian sedang lesu yang terjadi saat ini juga dirasakan para atlet Kaltim, karena imbasnya juga mengarah pada pendanaan KONI yang mulai menyusut.

"Otomatis KONI juga lebih selektif dalam memberikan bantuan keuangan kepada cabang olahraga," katanya.

Padahal, lanjut Dedi, untuk cabang olahraga khusus seperti angkat berat atau angkat besi, setiap atlet membutuhkan suplemen penunjang selama menjalani latihan.

"Kalau tidak ada bantuan dana dari KONI, terpaksa atlet sendiri yang harus memenuhinya, ya terpaksa ada yang sampai jual motor untuk membeli suplemen vitamin tersebut," tambahnya.

Ketua Pengprov Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (Ikasi) Kaltim Muslimin menambahkan bonus sangat dinantikan oleh insan olahraga Kaltim, khususnya mereka yang telah memberikan prestasi berupa medali di PON 2016.

Pasalnya, memasuki awal tahun ini program pembiayaan untuk cabang olahraga juga mulai diperketat, sehingga banyak atlet dan pelatih harus mengeluarkan dana pribadinya hanya sekadar untuk menjalani latihan rutin.

"Saya saja sampai menjual mobil untuk menutupi sejumlah kegiatan anggar, kalau bonus bisa dicairkan, minimal para atlet dan pelatih bisa bernafas lagi," tegasnya.(*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017