Samarinda (ANTARA Kaltim) - Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, pada Jumat telah menembus Rp120.000 per Kilogram.

"Hari ini harga cabai rawit merangkak naik hingga mencapai harga Rp120.000 per kilogram," kata Pejabat Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Paser Marwan Natsir di Tanah Grogot, Paser, Jumat.

Sebelumnya, harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Paser hanya di kisaran Rp60.000 hingga Rp80.000 per kilogram.

Kenaikan harga cabai rawit di Kabupaten Paser, khususnya di Pasar Induk Senaken, Tanah Grogot, disebabkan beberapa faktor di antaranya kondisi cuaca, minimnya stok dan tingginya permintaan.

"Cuaca saat ini yang masih dalam kondisi musim hujan menyebabkan petani kesulitan, sehingga suplai berkurang. Inilah yang menjadi salah satu penyebab harga cabai rawit melambung," jelas Marwan.

Selain dari petani lokal, kebutuhan cabai di Kabupaten Paser juga berasal dari luar daerah, bahkan dari luar Provinsi Kaltim.

"Kebutuhan cabai di Kabupaten Paser juga banyak dipasok dari Kabupaten Penajam Paser Utara, bahkan ada yang dari Pulau Sulawesi dan Pulau Jawa," tutur Marwan.

Kenaikan harga cabai khususnya cabai tiung di Provinsi Kaltim sempat menembus hingga Rp200.000 hingga Rp250.000 per kilogram.

Lonjakan harga cabai tiung itu berlangsung di sejumlah pasar tradisional di Kota Samarinda, pada awal pekan ini.

Lonjakan harga cabai tiung hingga di atas Rp200.000 per kilogram tersebut berangsur turun dan sejak Rabu (4/1) hingga hari ini (Jumat) menjadi Rp80.000 hingga Rp130.000 per kilogram.

Anggota Komisi II DPRD Kaltim Rusman Yaqub menilai kenaikan harga cabai di daerah itu disebabkan kurangnya antisipasi pemerintah setempat dalam menghadapi fluktuasi harga kebutuhan pokok.

"Pemerintah hanya melakukan antisipasi dan pengawasan saat hari besar keagamaan seperti Idul Fitri dan Natal, setelah itu hanya menyerahkan pada mekanisme pasar. Jadi, jika kondisi seperti saat ini, dimana stok berkurang sementara permintaan tinggi menyebabkan harga melonjak," katanya.

"Jadi, saya menilai pemerintah tidak hadir dalam mekanisme pasar itu sehingga terjadi lonjakan harga yang sangat fantastis," jelas Rusman Yaqub.

Seharusnya, menurut politisi PPP tersebut, pemerintah melakukan upaya antisipasi dan pengawasan sehingga tidak terjadi lonjakan harga yang sangat fantastis tersebut.

"Terjadinya kekurangan stok dan hambatan distribusi itu bisa diantisipasi jika pemerintah siap dan melakukan pengawasan kepada distributor. Tidak menutupkemungkinan, di tengah kurangnya stok tersbeut ada oknum distributor atua pedagang yang sengaja bermain sehingga harga cabai melambung cukup tinggi," ujar Rusman Yaqub. (*)

Pewarta: R Wartono

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017