Penajam (ANTARA Kaltim) - Ritual atau upacara adat bersih-bersih kampung yang dikemas dalam Pesta Belian Adat Paser Nondoi di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, selama delapan hari mulai16 hingga 23 Desember 2016 resmi ditutup Wakil Bupati Mustaqim MZ.

"Kegiatan ini selain untuk pelestarian budaya juga menjadi upaya pengembangan sektor pembangunan lainnya, seperti pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Mustaqim ketika ditemui usai penutupan Pesta Belian Adat Paser Nondoi 2016 di Penajam, Jumat.

Untuk itu, Wabup meminta kegiatan budaya tersebut dikemas lebih baik lagi dan profesional, bukan hanya untuk pelestarian budaya dan adat istiadat, namun juga mendorong pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Selain itu, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara pada kegiatan budaya tersebut juga mengundang duta wisata dari daerah lain secara nasional atau bahkan duta budaya dari negara lain.

Gelaran Pesta Belian Adat Paser Nondoi harus dilaksanakan secara konsisten setiap tahun pada bulan yang sama, sehingga akan selalu diingat pada bulan itu ada kegiatan pesta adat di Kabupaten Penajam Paser Utara.

"Kalau Pesta Belian Adat Paser Nondoi sudah menjadi agenda tahunan dan digelar di bulan yang sama, maka masyarakat, pelaku budaya dan wisatawan akan mengetahui jadwal acada itu," jelas Mustaqim.

Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara akan mendorong instansi terkait untuk mengemas Pesta Belian Adat Paser Nondoi lebih baik lagi, sehingga lebih menarik minat wistawan lokal maupun mancanegara.

"Jadikan Pesta Belian Adat Paser Nondoi itu sebagai pariwisata dan hiburan masyarakat, agar wisatawan tertarik untuk datang ke Kabupaten Penajam Paser Utara," ucap Mustaqim.

Sebelum Pesta Belian Adat Paser Nondoi tersebut ditutup, masyarakat Paser melakukan prosesi ritual Larum Jakit di sungai yang terletak di Kelurahan Sesumpu, Kecamatan Penajam pada Kamis (22/12).

"Ritual Larum Jakit itu merupakan akhir dari upacara adat bersih-bersih kampung yang dilakukan selama delapan hari, sebagai bentuk mengusir roh-roh jahat," tambah Ketua Lembaga Adat Paser, Musa.

Ritual bersih-bersih kampung yang telah dilakukan masyarakat Paser jauh sebelum adanya kerajaan itu, memiliki arti dalam kehidupan masyarakat Paser, yakni menghormati para leluhur dan ketika berladang atau bekerja mendapat hasil melimpah.

Dalam prosesi upacara adat tersebut dilakukan dengan mengobati orang sakit dan mengusir roh jahat atau membersihkan kampung yang dilakukan semalaman, menggunakan berbagai sesaji dan pernak-pernik unik yang dipakai oleh "Pulung" atau dukun. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016