Tenggarong (ANTARA Kaltim) -  Program Keluarga Berencana yang digencarkan pemerintah bukan bertujuan membatasi jumlah anak, tetapi memiliki manfaat lain yang sangat luas, kata Kepala Perwakilan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Timur Sukaryo Teguh Santoso.

"Kalau ada yang beranggapan KB untuk membatasi jumlah anak lantas mereka tidak mau ikut KB, itu salah. Tujuan pemasangan alat kontrasepsi adalah untuk mengatur jarak kelahiran, menyejahterakan keluarga, menciptakan penduduk berkualitas, dan berbagai fungsi lain," ujarnya di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kamis.

Teguh mengatakan hal itu ketika menyaksikan pelayanan alat kontrasepsi jenis implan (susuk) berupa Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) hingga tiga tahun di Desa Manunggal Jaya, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Menurut Teguh, program KB kini terus digencarkan karena manfaatnya besar, seperti menghindari jangan sampai ada ibu yang meninggal karena terlalu dekat jarak melahirkan, mengingat setiap kali ibu melahirkan banyak saraf yang putus.

"Saraf yang putus tersebut akan pulih kembali dalam jangka sekitar empat tahun, sehingga idealnya jarak melahirkan minimal empat tahun agar sang ibu dapat terhindar dari risiko kematian. Dengan demikian, program pemerintah untuk menekan angka kematian ibu (AKI) melahirkan bisa diwujudkan," jelasnya.

Manfaat lain dari program KB adalah menghindari ledakan jumlah penduduk, karena jika terlalu banyak penduduk maka risiko setiap keluarga menjadi miskin bisa terjadi, jumlah pengangguran meningkat, kriminilitas meningkat, dan pada akhirnya pemerintah kesulitan menyiapkan berbagai fasilitas, seperti pendidikan dan kesehatan.

Program pelayanan KB gratis di Tenggarong Seberang difokuskan pada pemasangan alat kontrasepsi jangka panjang, karena dinilai jauh lebih efektif dalam menekan angka kelahiran. Alat kontrasepsi jenis implan dimasukkan di bawah kulit lengan para akseptor KB.

Teguh melanjutkan antusias masyarakat di Kecamatan Tenggarong Seberang untuk mengikuti KB cukup tinggi.

Hal ini terlihat dilihat dari pelayanan gratis yang semula diperkirakan melayani sekitar 150 akseptor, ternyata bertambah menjadi 245 akseptor.

"Di Tenggarong Seberang ini memiliki cukup banyak tenaga PLKB dan sudah berdiri Kampung KB di Dusun Polumas, Desa Buana Jaya, yang bekerja sama dengan CSR Perusahaan Pertambangan, kemudian ditambah dukungan dari paguyuban, sehingga program KB cepat tersosialisasikan," ujarnya.

Kepala Bidang Keluarga Berencana BKBP3A Kabupaten Kutai Kartanegara Zaifah Nurban mengatakan, kegiatan pelayanan KB gratis bermula dari pengajuan proposal dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Ranting Tenggarong Seberang, yang kemudian dilakukan koordinasi dengan BKKBN Kaltim.

"Pelayanan KB gratis ini dilakukan di dua tempat, yakni di Desa Manunggal Jaya dan Desa Pariaman. Semula ditargetkan maksimal 229 akseptor, namun ternyata yang mendaftar minta dilayani sebanyak 245 akseptor, sehingga semua pendaftar yang mencapai 245 orang ini mendapat pelayanan gratis," ucap Zaifah. (*)

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016