Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Lima rumah warga di Kompleks Perumahan Talang Sari PGRI 1, Blok DE, RT 6, Kelurahan Tanah Merah, Samarinda, Kalimantan Timur, rusak akibat longsor.

Kepala Sub Bagian Humas Polresta Samarinda Inspektur Polisi Satu Hardi, Senin menyatakan, kelima rumah warga Kompleks Perumahan Talang sari PGRI 1, Blok DE. RT 6, Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara itu rusak saat diterjang longsor pada Senin siang, sekitar pukul 11. 00 Wita.

"Lima rumah warga di Perumahan Talang Sari rusak akibat terjadi tanah ambles. Kelima rumah yang dindingnya mengalami retak karena tanah pondasinya bergerak yang dihuni enam Kepala Keluarga atau sekitar 19 jiwa itu sudah diungsikan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," kata Hardi.

Akibat peristiwa itu kata Hardi, seorang warga yang bernama Rifai (50), terluka karena terjatuh dari atap rumah saat berupaya membongkar salah satu rumah yang rusak.

"Satu warga terluka akibat terjatuh dari atap rumah saat warga bergotong royong membongkar rumah salah seorang warga untuk mengurangi beban tanah agar tidak terjadi longsor susulan," ujar Hardi.

Saat ini lanjut Hardi, pihak kepolisian bersama warga setempat terus berupaya membongkar rumah-rumah warga yang sudah rusak akibat terkena longsor untuk menghindari terjadinya longsor susulan saat terjadi hujan.

"Pihak kepolisian dan warga masih terus berupaya membongkar rumah warga yang rusak untuk mencegah terjadinya longsor yang lebih parah jika terjadi hujan," tutur Hardi.

Pada pekan lalu, longsor juga menyebabkan sembilan rumah warga milik 13 Kepala Keluarga atau 56 jiwa di Kelurahan Teluk Lerong Ilir, Kecamatan Sungai Kunjang, rusak akibat diterjang longsor.

"Warga yang rumahnya rusak akibat longsor di Teluk Lerong sudah dievakuasi kemarin Minggu (11/12)," kata staf Pengolah Data Bencana Seksi Tanggap Darurat dan Evakuasi BPBD Samarinda, Nanang Arifin.

Kesembilan rumah rusak akibat longsor di Kelurahan Teluk Lerong Ilir tersebut kata Nanang Arifin, berada di dua RT yakni di RT 20 dengan tujuh rumah rusak milik 10 KK atau 48 jiwa dan RT 22 dengan dua rumah rusak milik dua kepala keluarga dari delapan jiwa.

"Melihat kondisi cuaca di Kota Samarinda yang masih berpotensi turun hujan, sehingga masih sangat rentan terjadi longsor susulan," ucap Nanang Arifin.

Sebelumnya, Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Temindung, Sutrisno mengingatkan, agar warga yang tinggal di lereng untuk mewaspadai terjadinya longsor akibat wilayah Kota Samaridna dan sekitarnya, masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem.

"Berdasarkan data statistik pada periode 1978 hingga 2015, puncak curah hujan untuk wilayah Kota Samarinda berada pada Desember, Januari dan Mei. Jadi, pada Desember 2016 ini memang merupakan periode puncak curah hujan hingga Januari dan Mei 2017, sehingga ada potensi peningkatan kondisi cuaca esktrem," katanya.

"Jadi, bagi warga yang tinggal di lereng bukit, kami imbau agar waspada kemungkinan terjadinya longsor," ucap Sutrisno. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016