Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur akan memaksimalkan pola kerja sama dengan pihak swasta dalam pelaksanaan pembangunan di daerah itu sebagai upaya percepatan pencapaian sasaran pembangunan yang telah ditetapkan.

Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak di Samarinda, Jumat, mengatakan membangun daerah tidak harus menggunakan APBD maupun APBN.

"Dengan pola kerjasama `Public Private Partnership` (PPP) bisa memanfaatkan potensi besar yang dimiliki Perusda dan BUMD dalam menuntaskan berbagai proyek pembangunan yang direncanakan," ujar Awang Faroek.

Menurut Gubernur, kerjasama pemerintah-swasta melalui pola "Public Private Partnership" yang telah diterapkan Pemprov Kaltim selama ini cukup berhasil mendorong percepatan pembangunan proyek strategis di daerah itu.

"Sebagai contoh, pembangunan jalan tol Balikpapan-Samarinda dan pembangunan Bandara APT Pranoto Sungai Siring Samarinda. Jika pelaksanaan kegiatannya hanya mengandalkan APBD, dipastikan progresnya tidak optimal," katanya.

Apalagi Kaltim saat ini lanjutnya, tengah mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan, Kawasan Industri Bontang dan Kawasan Industri Kariangau dan Buluminung.

"Ketiga kawasan strategis tersebut benar-benar bisa dimanfaatkan oleh Perusda maupun BUMD. Para pengusaha di Kaltim harus mampu dan memanfatkan peluang usaha di daerah, khususnya pada tiga kawasan strategis yang sekarang sedang dalam pembangunan dan pengembangan yakni, Kawasan Ekonomi khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan, Kawasan Industri Bontang dan Kawasan Industri Kariangau dan Buluminung," tutur Awang Faroek.

Menurut dia, dengan sejumlah potensi yang ada, Kaltim terus berusaha menggerakkan iklim investasi yang lebih baik sehingga mampu menyerap masuknya modal dalam negeri dan investasi asing sebanyak mungkin.

Pengembangan klaster industri di beberapa daerah tambah Awang Faroek, menjadi peluang investasi yang bisa dipromosikan kepada penanam modal baik dari luar maupun dalam negeri.

"Pengembangan klaster industri ini menjadi fokus kita ke depan guna membenahi pengelolaan SDA. Artinya, kita akan terus melakukan hilirisasi industri dengan berbagai nilai tambahnya, sehingga kita tidak sekedar menjual dan mengekspor komoditas ekstraktif atau primer dan peluang tersebut harus bisa dimanfaatkan para pengusaha di Kaltim," ujar Awang Faroek. (*)       

Pewarta: Amirullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016