Samarinda, (ANTARA Kaltim) - Anggota DPRD Provinsi Kalimatan Timur Masykur Sarmian menyesalkan aksi teror bom di halaman depan Gereja Oikumene Samarinda, Minggu (13/11), karena hal itu merupakan perbuatan sadis yang dilarang oleh agama apapun.

       
"Ini merupakan tindakan tidak manusiawi dan tidak mencerminkan orang beragama karena ajaran agama melarang saling menyakiti, bahkan membunuh, apalagi yang menjadi korban adalah orang tidak bersalah, bahkan ada anak-anak," ujar Masykur Sarmian di Samarinda, Senin.

       
Menurut ia, Islam merupakan agama yang Rahmatan Lil Alamin, yakni agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh umat dengan tidak memandang suku, bangsa, dan agama, sehingga jika ada yang melakukan aksi teror dengan mengatasnamakan agama, itu merupakan hal yang salah besar.

       
"Aksi-aksi seperti ini merupakan tindakan yang dilakukan orang dengan pemahaman dangkal mengenai agama, sehingga mereka terjerumus dengan bujukan yang bisa saja dari dari oknum-oknum tertentu," ujar Masykur yang juga Ketua DPW PKS Kaltim ini.

       
Untuk itu, ia mengajak masyarakat memahami agama dengan sebenar-benarnya supaya tidak keliru dalam memahami arti membela agama, karena akibat dari pemahaman yang salah dengan logika yang dangkal, maka hal itu akan berbahaya bagi kerukunan antarumat beragama.

       
Menurut Masykur, warga yang hidup dengan ekonomi pas-pasan dan mendapat pelajaran atau pemahaman agama yang dangkal, maka kondisi ini sangat rentan disusupi atau diarahkan kepada tindakan anarkis.

       
Ia juga menduga ada aktor tertentu yang ingin memecah belah kesatuan dan persatuan di Kaltim yang selama ini sudah kondusif, sehingga aktor tersebut bisa jadi memiliki rencana lain di balik aksi teror tersebut.

       
Bisa jadi, katanya, ada aktor di balik kejadian ini yang ingin membuat Indonesia tidak aman. Aktor tersebut kemudian memanfaatkan orang-orang yang memiliki pemahaman rendah terhadap agama.

       
"Kejadian ini saya harapkan yang terakhir. Jangan ada lagi perbuatan serupa yang bisa mencederai persatuan dan kesatuan bangsa. Kita hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mari sama-sama kita menjaga keutuhan NKRI," ujar Masykur.

       
Peristiwa ledakan bom di halaman Gereja Oikumene Samarinda pada Minggu (13/11) mengakibatkan empat orang anak dan balita mengalami luka-luka serius, bahkan seorang korban di antaranya bernama Intan Olivia Marbun yang berumur 2,5 tahun meninggal dunia saat menjalani perawatan intensif di RSUD AW Sjahranie Samarinda, Senin. *

Pewarta: Muhammad Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016