Samarinda (ANTARA News - Kaltim) -  Islam dalam ajarannya telah memberikan cara menghindari penyakit diebetes melitus (DM), misalnya dalam mengontrol kadar glukosa dalam darah dengan berolah raga, mengatur pola makan dan gaya hidup sederhana atau tidak berlebihan.
   
”Dalam Islam khususnya,  dianjurkan untuk makan setelah lapar dan berhenti sebelum kenyang, yang memiliki filosofi bahwa jangan sampai makan berlebihan melebihi porsi tubuh,” ujar Wakil Gubernur Kaltim, H Farid Wadjdy di Samarinda, Senin.
    
Terkait hal itu, katanya, Kaltim menggelar Seminar Ilmiah tentang Diabetes Melitus dalam rangkaian memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-46 di Samarinda, akhir pekan lalu.
    
Ajaran Islam sejalan dengan perkembangan zaman, termasuk dikaitkan dengan masalah kesehatan. Khusus penyakit DM, maka ajaran Islam mengingatkan pentingnya menjaga pola hidup seimbang dan jangan berlebihan (sederhana).
   
 Hal itu bisa dikaitkan dengan faktor penyebab DM, antara lain karena pola makan yang tidak baik, kegemukan, stres dan ketergantungan terhadap obat yang berdampak pada kerusakan ginjal dan pankreas yang sebenarnya berfungsi untuk memproduksi insulin sebagai penetral gula dalam darah.
    
"Secara umum, sesungguhnya masyarakat kita hingga kini masih banyak yang sakit,  tubuhnya tidak sehat yang menandakan pembangunan bidang kesehatan masih perlu perhatian dan terus ditingkatkan dari waktu ke waktu,"imbuh dia.
   
Menurut Wagub, Indonesia merupakan salah satu negara yang saat ini penduduknya cukup banyak mengidap Diabetes Melitus (DM).
  
Resiko komplikasi DM dapat dihindari dengan cara mengontrol kadar glukosa dalam darah, menjaga kesehatan dengan berolahraga, mengatur pola makan dan gaya hidup, serta pemeriksaan medis secara rutin untuk mengontrol perkermbangan DM maupun penyakit lain.
   
Obat dan cara pengobatan untuk pencegahan penyakit DM, tentunya sudah ada dan banyak diproduksi seiring dengan pekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengobatan maupun teknik kedokteran di era modern ini.
    
Namun sayangnya, jumlah penderita DM cenderung terus bertambah, dan pengobatan medis cenderung memerlukan biaya tinggi, sehingga tidak jarang di antara masyarakat memanfaatkan  pengobatan alternatif dengan mengkonsumsi obat yang tidak terjamin keampuhannya.
    
Dalam kaitan itu, Pemerintah Provinsi Kaltim telah membuat visi dan misi yang berpihak pada pembangunan kesehatan. Salah satu dari 17 misi yang akan diwujudkan adalah ”Meningkatkan Fasilitas dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat”.
     
"Dengan cita-cita ini, Insya Allah fasilitas kesehatan yang kurang segera terbangun, berikut pelayanan kesehatan terus kita tingkatkan. Masyarakat sangat memerlukan fasilitas dan layanan kesehatan memadai," papar dia.
   
Fasilitas kesehatan yang dimaksud antara lain, rumah sakit, Puskesmas, Puskesmas Keliling, Puskesmas Terapung, balai pengobatan, rumah bersalin, Posyandu dan fasilitas pendukung lain.

Pewarta:

Editor : Iskandar Zulkarnaen


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2010