Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kepolisian Resor Kota Samarinda, Kalimantan Timur, hingga kini masih mencari keberadaan pembina Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Majelis Ta`lim Ukhuwwah, Sumaryono.

"Sampai saat ini kami belum mengetahui secara pasti keberadaan Sumaryono," ujar Kasat Reskrim Polresta Samarinda Komisaris Polisi (Kompol) Sudarsono di Samarinda, Rabu.

Polisi mencari Sumaryono terkait adanya laporan salah seorang pengikut Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Majelis Ta`lim Ukhuwwah Samarinda yang telah menyetorkan sejumlah uang, yang disebut-sebut sebagai mahar.

Laporan tersebut langsung ditindaklanjuti dengan mencari keberadaan Sumaryono sebagai pembina Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Majelis Ta`lim Ukhuwwah.

Menurut Sudarsono, polisi belum mengirim surat panggilan kepada Sumaryono, karena alamatnya tidak diketahui secara pasti.

"Sejak penutupan padepokan itu, keberadaan Sumaryono tidak diketahui. Katanya, dia berada di Jawa, namun sampai saat ini dia belum kembali sehingga kami akan terus melacak keberadaannya," jelasnya.

"Kami juga tidak mengirimkan surat panggilan karena alamatnya tidak jelas. Jadi, kami akan melacak keberadaannya untuk menindaklanjuti adanya laporan dugaan penipuan yang dilaporkan oleh salah seorang warga Samarinda yang mengaku sebagai jamaah Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Majelis Ta`lim Ukhuwwah," tegas Sudarsono.

Kasus dugaan penipuan itu dilaporkan seorang ibu rumah tangga (IRT) yang mengaku pernah menjadi pengikut Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Majelis Ta`lim Ukhuwwah Samarinda.

IRT berinisial Id tersebut mengaku telah menyetorkan uang hingga Rp23,5 juta selama menjadi pengikut Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Majelis Ta`lim Ukhuwwah yang dipimpin Sumaryono.

Menurut Id, uang tersebut disetorkan selama menjadi pengikut Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Majelis Ta`lim Ukhuwwah sejak 2013, termasuk menebus dua buah kotak sebagai ATM dapur Rp10 juta yang harus diisi pada setiap kegiatan yang digelar rutin Selasa malam.

Pembina Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Majelis Ta`lim Ukhuwwah, Sumaryono, ketika dihubungi Antara menyatakan siap diperiksa terkait adanya laporan warga yang mengaku telah menyetorkan uang tersebut.

"Saya siap diperiksa, tetapi saat ini saya masih ada urusan di Jawa Timur, sehingga belum bisa kembali ke Samarinda," kata Sumaryono.

Keberadaan Padepokan Dimas Kanjeng di Kota Samarinda mulai terkuak sejak Selasa (4/10) yang merupakan bagian dari Majelis Ta`lim Ukhuwwah yang terletak di Jalan IR Sutami, Gang Pusaka, RT 22, Kecamatan Sungai Kunjang.

Kemudian pada Rabu (6/10), Pemerintah Kota Samarinda menutup sementara aktivitas Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Majelis Ta`lim Ukhuwwah.

Menurut Ketua RT 22 Kelurahan Karang Asam Ulu, Kecamatan Sungai Kunjang, Neneng, penutupan itu hasil kesepakatan berbagai unsur mulai dari pihak Kementerian Agama Kota Samarinda, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kesbangpol, Polsekta Sungai Kunjang, Camat serta Lurah karang Asam Ulu.

"Penutupan sementara itu berdasarkan hasil musyawarah yang melibatkan berbagai pihak. Penutupan sementara tersebut mulai berlaku hari ini," ucap Neneng. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016