Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pengurus Persatuan Gulat Seluruh Indonesia Kalimantan Timur tetap bangga dengan pencapaian prestasi atlet sebagai penyumbang medali emas terbanyak pada PON XIX/2016, meskipun gagal memenuhi target yang dibebankan KONI Kaltim.

"Banyak faktor yang menjadi penyebab kegagalan tim gulat memenuhi target medali emas, terutama faktor nonteknis seperti juri dan wasit yang terlalu condong memihak tuan rumah," kata pelatih tim gulat Kaltim Buyamin ketika ditemui di Samarinda, Minggu.

Pada PON 2016 yang belum lama usai, cabang olahraga gulat menyumbang enam medali emas, tiga perak dan delapan perunggu. Hasil itu di bawah tuan rumah Jawa Barat yang mengoleksi tujuh medali emas.

Sebelumnya, PGSI Kaltim menargetkan 16 medali emas dari 25 pegulat yang diturunkan di ajang olahraga empat tahunan tersebut.

Target tersebut sejalan dengan grafik peningkatan prestasi pegulat Kaltim pada dua PON sebelumnya, yakni PON 2008 meraih sebanyak 12 emas dan PON 2012 sebanyak 14 emas.

Akan tetapi, tim gulat Kaltim gagal mewujudkan target emas saat berlaga di Jabar dan harus mengakui keunggulan tuan rumah Jabar untuk mempertahankan gelar juara umum cabang olahraga gulat yang tidak pernah lepas dari empat kali penyelenggaraan PON sebelumnya.

Buyamin menyatakan kecewa khususnya dengan kekalahan pegulat M Iqbal di kelas bebas 62 kg, karena didiskualifikasi oleh wasit dan juri saat pertandingan semifinal.

"Pegulat kami dinyatakan pasif dan langsung didiskualifikasi, padahal aturan menyatakan harus ada peringatan lebih dulu sampai tiga kali, baru kemudian boleh ada keputusan tersebut," jelasnya.

Meski gagal mewujudkan target medali emas, Buyamin tetap bangga dan bersyukur cabang olahraga gulat mampu menjadi penyumbang medali emas terbanyak bagi kontingen Kaltim.

Sementara cabang olahraga layar menjadi penyumbang medali emas terbanyak urutan kedua dengan empat emas, satu perak dan empat perunggu, yang berarti melebihi target dari KONI Kaltim sebanyak tiga medali emas.

Peringkat ketiga penyumbang emas Kaltim, yakni Persatuan Angkat Besi Berat dan Binaraga (PABBSI) dengan tiga emas, tujuh perak dan empat perunggu.

Ketua Kontingen Kaltim Zuhdi Yahya usai juga menyatakan bangga dengan perjuangan seluruh atlet Kaltim sehingga target lima besar dan menjadi provinsi terbaik di luar Pulau Jawa masih bisa tercapai.

"Selama saya mengawal langsung pelaksanaan PON, mungkin PON kali ini yang paling berat. Banyak hal yang terjadi di lapangan dan semuanya di luar kehendak kita. Poin yang paling penting, kita tetap berhasil mencapai target lima besar, meski perjuangan yang begitu berat," tegas Zuhdi. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016