Bandung (ANTARA Kaltim) - Tim judo Kalimantan Timur menyatakan pertandingan judo pada Pekan Olahraga Nasional XIX/2016 yang berlangsung di GOR Saparua Bandung, Jawa Barat, 14-19 September, patut dievaluasi, terutama menyangkut perangkat wasit.
Pelatih tim judo Kaltim,I Nyoman Sumerta di Bandung, Senin, mengatakan wasit menjadi perangkat pertandingan yang paling mendapat sorotan dari sebagian besar kontingen selama sepekan terakhir.
"Banyak peserta daerah yang dirugikan atas keputusan wasit dan parahnya ada yang diuntungkan dari keputusan wasit yang salah ini," jelas Nyoman, sapaan akrabnya.
Ia mencontohkan kejadian laga final beregu putri yang mempertemukan tim Kaltim menghadapi tuan rumah Jawa Barat.
Saat pertandingan ketiga yang mempertemukan Yaumil (Kaltim) dengan Anisa Agustina (Jabar) memasuki menit terakhir, wasit memberikan "sido" (pelangagaran) kepada atlet Kaltim.
"Seharusnya tidak bisa wasit memberikan sido, karena pertandingan sudah memasuki menit akhir. Ini salah satu kejadian yang sepele, namun merugikan bagi tim kami," tambah Nyoman.
Hal yang sama terkait kecurangan juga dialami beberapa daerah lain, bahkan puncaknya tim DKI Jakarta memutuskan angkat koper duluan, meskipun pertandingan masih berlangsung dan belum digelar acara penutupan.
"Hal seperti ini bisa menjadi preseden buruk bagi citra olahraga nasional, karena nilai-nilai sportifitas sudah luntur demi mengejar prestasi dan kebanggaan daerah masing-masing," ujarnya.
Nyoman mengakui target Pengprov PJSI Kaltim untuk meraih dua medali emas pada PON 2016 tidak bisa terpenuhi, setelah hanya bisa mendapatkan satu medali perak dan lima perunggu.
"Saya salut dengan usaha dan kerja keras seluruh atlet dan mereka harus tetap mendapatkan apresiasi, meskipun gagal mewujudkan target medali emas," tegasnya.
Sebelumnya, tim judo DKI Jakarta memilih mengundurkan diri dari arena pertandingan hari terakhir cabang olahraga judo yang mempertandingkan nomor beregu putra dan putri.
Pelatih tim judo DKI Jakarta Djamiat Kamal menjelaskan alasan pengunduran timnya karena pertandingan judo PON 2016 tidak berjalan secara sportif dan sangat nampak memberikan keuntungan bagi tim tuan rumah.
"Banyak keputusan wasit yang sangat merugikan tim daerah lain, tapi justru sebaliknya pihak tuan rumah yang diuntungkan. Salah satu contoh di nomor kata, seharusnya di nomor seni itu kami minimal dapat satu emas, tapi nyatanya lepas," jelasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
Pelatih tim judo Kaltim,I Nyoman Sumerta di Bandung, Senin, mengatakan wasit menjadi perangkat pertandingan yang paling mendapat sorotan dari sebagian besar kontingen selama sepekan terakhir.
"Banyak peserta daerah yang dirugikan atas keputusan wasit dan parahnya ada yang diuntungkan dari keputusan wasit yang salah ini," jelas Nyoman, sapaan akrabnya.
Ia mencontohkan kejadian laga final beregu putri yang mempertemukan tim Kaltim menghadapi tuan rumah Jawa Barat.
Saat pertandingan ketiga yang mempertemukan Yaumil (Kaltim) dengan Anisa Agustina (Jabar) memasuki menit terakhir, wasit memberikan "sido" (pelangagaran) kepada atlet Kaltim.
"Seharusnya tidak bisa wasit memberikan sido, karena pertandingan sudah memasuki menit akhir. Ini salah satu kejadian yang sepele, namun merugikan bagi tim kami," tambah Nyoman.
Hal yang sama terkait kecurangan juga dialami beberapa daerah lain, bahkan puncaknya tim DKI Jakarta memutuskan angkat koper duluan, meskipun pertandingan masih berlangsung dan belum digelar acara penutupan.
"Hal seperti ini bisa menjadi preseden buruk bagi citra olahraga nasional, karena nilai-nilai sportifitas sudah luntur demi mengejar prestasi dan kebanggaan daerah masing-masing," ujarnya.
Nyoman mengakui target Pengprov PJSI Kaltim untuk meraih dua medali emas pada PON 2016 tidak bisa terpenuhi, setelah hanya bisa mendapatkan satu medali perak dan lima perunggu.
"Saya salut dengan usaha dan kerja keras seluruh atlet dan mereka harus tetap mendapatkan apresiasi, meskipun gagal mewujudkan target medali emas," tegasnya.
Sebelumnya, tim judo DKI Jakarta memilih mengundurkan diri dari arena pertandingan hari terakhir cabang olahraga judo yang mempertandingkan nomor beregu putra dan putri.
Pelatih tim judo DKI Jakarta Djamiat Kamal menjelaskan alasan pengunduran timnya karena pertandingan judo PON 2016 tidak berjalan secara sportif dan sangat nampak memberikan keuntungan bagi tim tuan rumah.
"Banyak keputusan wasit yang sangat merugikan tim daerah lain, tapi justru sebaliknya pihak tuan rumah yang diuntungkan. Salah satu contoh di nomor kata, seharusnya di nomor seni itu kami minimal dapat satu emas, tapi nyatanya lepas," jelasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016