Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Sebanyak 300 siswa SMA dan SMK, guru, mahasiswa, komunitas peduli lingkungan, dan warga masyarakat menanam 2.000 lebih bibit mangrove di Mangrove Center, Balikpapan, selama Sabtu-Minggu, 17-18 September 2016.

Sebelumnya mereka diajari cara menanam mangrove yang benar oleh manajer Mangrove Center Graha Indah Balikpapan Agus Bei. Agus mengajarkan manfaat hutan mangrove, spesies flora apa saja yang tumbuh di hutan itu, dan kemudian margasatwa atau fauna apa saja yang hidup di hutan mangrove.

Acara itu diberi tajuk Peningkatan Partisipasi Masyarakat Pada Konservasi Pesisir, berlangsung Sabtu-Minggu 17-18 September 2016. Tujuannya meningkatkan kesadaran semua pihak atas manfaat dan guna hutan mangrove tersebut.

"Yang ingin kami sadarkan itu terutama para pemangku kepentingan, yaitu pemerintah daerah, pengusaha, dan kemudian masyarakat," kata Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan (P3EK) Tri Bangun Laksana. P3EK adalah sponsor utama kegiatan pelatihan ini.

Para siswa berasal antara lain dari SMK Kehutanan di Samarinda, SMAN-3 Tenggarong, dan juga sekolah yang memiliki kawasan konservasi mangrove sendiri, SMAN 6 Balikpapan.

"Kalau anak-anak SMAN 6 juga untuk bagi-bagi ilmu ke teman-temannya," kata Bangun Laksana.

Mangrove Center yang dikelola Agus Bei memiliki luas 278 hektare. Mangrove Center kemudian juga menjadi rumah bagi monyet bekantan (Nasalis larvatus), satwa endemik Kalimantan.

Hutan mangrove juga pelindung tanah dari pengikisan atau abrasi air laut, penghasil oksigen, tempat ikan berkembang biak, dan berbagai satwa lain.

"Kan di sini juga ada buaya. Itu yang membuat menanam mangrove di sini ngeri-ngeri sedap," kata Agus.

Selain hal menanam mangrove, sejumlah isu lingkungan lain juga mencuat di acara ini, seperti kampanye diet plastik juga kembali digencarkan. P3EK membagi-bagikan botol plastik yang bisa dipakai berkali-kali sebagai pengganti botol plastik sekali-pakai-buang.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Balikpapan Suryanto juga mengingatkan agar warga mulai kembali menggunakan keranjang atau tas belanjaan ramah lingkungan dan bisa dipakai berulangkali ketimbang pakai tas kresek yang sering juga sekali pakai buang.

"Mari kita biasakan diri kembali ke hal-hal yang baik," kata Suryanto. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016