Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menekankan pengembangan 18 karakter siswa usia dini untuk memperkuat budaya sekolah di antaranya tentang karakter peduli lingkungan.

"Usia dini merupakan usia emas sehingga di masa inilah kesempatan bagi orang tua dan guru untuk mengarahkan pendidikan yang tepat bagi anak-anak, namun harus yang subtansi, tidak bisa secara umum," ujar Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI) Disdikbud Samarinda, Endang Sri Rumiyati di Samarinda, Rabu.

Pembentukan kecerdasan karakter siswa secara subtansi itu adalah, guru tidak bisa hanya berkata anak-anak dilarang membuang sampah sembarangan, tetapi anak harus diberi contoh cara membuang sampah ke tempat sampah, karena kemampuan anak-anak adalah mencontoh.

Apabila orang tua memerintahkan anak untuk tidak membuang sampah, maka anak-anak juga akan menirukan perintah tersebut, sehingga bisa jadi suatu saat, justru orang tua yang akan diperintah oleh anaknya.

Untuk itu, ia mengajak orang tua tidak merusak mental anak-anak dengan cara memerintah, tetapi hal yang benar dilakukan adalah memberi contoh, baik memberi contoh membaca buku agar anaknya ikut membaca, mencontohkan membuang sampah pada tempatnya, dan mencontohkan hal-hal lain dalam kehidupan sehari-hari.

Saat ini, katanya, terkait dengan pengembangan karakter kepedulian lingkungan, PAUD di Samarinda juga sudah mengajarkan cara mengantongi sampah.

Ketika anak-anak makan roti atau permen, jika di sekitarnya tidak ada tempat sampah, maka bungkusan bekas yang dimakan tersebut akan dikantongi dulu, kemudian akan dibuang ketika menemukan tempat pembuangan sampah.

Sedangkan dalam upaya mengenalkan lingkungan seperti sungai, sejumlah PAUD di Samarinda sudah ada yang dikenalkan dengan datang ke Sungai Karang Mumus (SKM) agar sungai itu dirawat dengan cara tidak membuang sampah ke dalamnya.

"Kami juga telah mengajak sejumlah Bunda PAUD dan penilik PAUDNI merawat SKM, bahkan kami juga telah berwisata di SKM sebagai pengenalan. Selanjutnya, anak didik mereka akan dikenalkan ke SKM. Tentu saja untuk siswa PAUD tidak memungut sampah di sungai karena berbahaya, jadi mereka diajak memungut sampah di tepinya saja," kata Endang.(*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016