Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Kalimantan Timur mengeluhkan sikap perbankan yang mulai membatasi kredit untuk subsektor perkayuan dan perkebunan, karena hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi riil.


"Kalau untuk sektor pertambangan batu bara sudah ada semecam lampu merah. Kini perbankan mulai mewaspadai kucuran kredit untuk perkayuan dan perkebunan di tengah sulitnya ekonomi sekarang. Bagaimana ekonomi mau berputar," ujar Alexander Soemarno, Wakil Ketua Bidang Investasi Kadin Provinsi Kaltim di Samarinda, Senin.

Sulitnya atau adanya pembatasan kucuran kredit untuk subsektor perkayuan dan perkebunan dari perbankan, disebabkan karena adanya kredit bermasalah di dua subsektor tersebut sehingga perbankan juga dimungkinkan melakukan langkah kehati-hatian.

Kondisi ini tentu semakin memperpuruk pertumbuha ekonomi, mengingat satu sektor ekonomi yang hulu tumbuh, maka hal ini akan berdampak pada pertumbuha sektor ekonomi lain sebagai pengikutnya.

Ia mencontohkan tentang kondisi ekonomi yang sudah terperuk di sektor tambang batu bara. Ketika ada perusahaan tambang tumbuh di satu wilayah, maka banyak sektor ekonomi yang turut tumbuh di kawasan itu.

"Dulu, ketika masih ada tambang batu bara, maka rumah makan di kawasan itu selalu penuh meskipun datang tengah malam. Sekarang coba lihat, rumah makan di kawasan itu, paling dua atau tiga orang yang datang di jam makan, baik jam makan siang atau makan malam," tutur Alex.

Selain rumah makan, dampak ekonomi lainnya yang ikut terpuruk juga banyak, seperti rumah kos atau kontrakan, sandang, jasa cuci mobil dan reparasinya, bahkan sektor pendidikan juga terkena imbasnya karena keluarga yang bekerja di perusahaan juga banyak yang memiliki anak.

Kini, lanjutnya, adanya kebijakan perbankan yang melakukan pembatasan terhadap dua subsektor pekayuan dan pertkebunan, bisa jadi akan semakin banyak lagi dampak ekonomi lain yang juga ikut terpuruk. 

Dihubungi terpisah, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Perwakilan Provinsi Kaltim Dwi Ariyanto mengatakan, untuk subsektor perkayuan dan perkebunan sebenarnya masih cukup baik, namun lagi-lagi dikembalikan kepada hasil penilaian dan analisis masing-masing bank.

"Mengingat saat ini banyak bank yang sedang konsulidasi internal terkait dengan kondisi ekonomi dan kredit bermasalah, jadi bank juga berhati-hati. Kalau berdasarkna penilain bank prudent dan fisible, saya yakin bank masih mau membiayai," ucap Ariyanto. (*)

Pewarta: Muhammad Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016