Jakarta (ANTARA Kaltim) - Setelah 2015, bangunan mes baru Pemprov Kaltim di Jakarta tidak lagi tersentuh APBD Kaltim. Akibatnya, bangunan yang progres fisiknya sudah terlihat hampir rampung itu kini mangkrak.

Persoalan lain, Anjungan Kaltim di TMII yang dinilai tidak mencerminkan ciri khas daerah itu sehingga menimbulkan kekecewaan seluruh pihak terutama masyarakat etnis asli Kaltim tersebut juga terancam rusak.

Wakil Ketua Banggar DPRD Kaltim Dody Rondonuwu mengatakan pihaknya menyesalkan atas mangkraknya bangunan mes baru. Ini dikarenakan menurunnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltim dalam beberapa tahun terakhir.

"Oleh karena itu Banggar melakukan kunjungan kerja ke Kantor Penghubung Kaltim di Jakarta untuk melihat kembali progres terakhir sekaligus mempertanyakan anggaran yang dibutuhkan dalam proses pembangunan," sebut Dody pada pertemuan yang dihadiri oleh Agus Suwandi, Veridiana Huraq Wang, Herwan Susanto, Zain Taufiq Nurrohman.

Pasalnya, beberapa bulan ke depan dewan beserta pemerintah provinsi akan melakukan pembahasan tentang APBD Kaltim 2017. Sehingga diharapkan kelanjutan pembangunannya bisa masuk dan menjadi salah satu  prioritas.

Sebab itu sebut Dody, pihaknya meminta kepada Kantor Penghubung Kaltim untuk segera membuat permohonan secara tertulis yang berisikan tentang keseluruhan kebutuhan hingga bangunan selesai.

Demikian pula dengan renovasi bangunan anjungan Kaltim agar juga dibuat secara tertulis sebagai bekal untuk diperjuangkan dalam rapat TAPD dan Banggar. Termasuk interior yang bernuansa Kaltim.

"Bangunan mes baru Kaltim dan anjungan ini kan, memang sudah menjadi desakan masyarakat Kaltim. Kalau mes nantinya juga berkaitan dengan pendapatan daerah. Sedangkan anjungan tentu berkaitan dengan promosi daerah dalam rangka peningkatan dunia pariwisata sebagai salah satu sektor penopang ekonomi di masa depan," jelas Dody.

Sementara itu Kepala Seksi Pelayanan Kantor Penghubung Kaltim Yusmaizal mengatakan pihaknya sudah mengajukan penyelesaian pembangunan mes Kaltim yang baru dengan total anggaran Rp 11, 5 miliar.

Namun, tidak mendapat alokasi anggaran pada 2015 dan 2016 dengan alasan defisitnya APBD Kaltim. Bahkan, kelanjutan pembangunan yang sempat masuk dalam program PU tetapi kemudian dianulir karena alasan yang sama.

"Sudah setahun lebih tidak ada proses pembangunan. Akibatnya masalah baru timbul seperti atap bangunan yang mulai copot. Kondisi ini jika terus dibiarkan dikhawatirkan akan banyak lagi kerusakan yang berakibat meningkatnya jumlah anggaran," sebut Yusmaizal.

Sedangkan untuk Anjungan Kaltim di TMII, membutuhkan rehab bangunan sekaligus interior yang semuanya bertujuan untuk mengembalikan lagi unsur-unsur etnik Kaltim yang saat ini dinilai masih sangat jauh."Untuk itu gambaran awalnya dibutuhkan Rp 1 miliar," kata Yusmaizal. (Humas DPRD Kaltim/adv)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016