Samaridna (ANTARA Kaltim) -  Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak mengatakan, Erau Adat Kutai dan Festival "Folk Arts Internasional" (EIFAF) 2016 merupakan momentum dalam mensukseskan Kaltim Visit Years 2016 hingga 2018, sebagai kebangkitan dan kemajuan pariwisata di Kutai Kartanegara.

"Mari menjadikan Erau sebagai peristiwa sakral sekaligus, momentum dalam mensukseskan Kaltim Visit Years 2016 hingga 2018 sebagai kebangkitan dan kemajuan pariwisata di Kutai Kartanegara," kata Awang Faroek, pada pembukaan Erau Adat Kutai dan EIFAF 2016, di Stadion Rondong Demang Tenggarong, Kutai Kartanegara, Minggu.

"Erau Adat Kutai tahun ini memiliki makna yang sangat penting karena dilaksanakan saat suasana kegembiraan seluruh rakyat Indonesia yakni perayaan HUT ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia," katanya.

EIFAF 2016 tersebut, dimeriahkan atraksi tari-tarian dari sembilan negara dan sejumlah kabupaten/kota di Kaltim.

Kesembilan negara yang ikut memeriahkan Erau Adat Kutai dan EIFAF 2016 tersebut yakni, Estonia, Polandia, Rumania, Rusia, Bulgaria, Lithuania, Kanada, Idaho-Amerika Serikat serta Taiwan.

Pada pembukaan Erau Adat Kutai dan EIFAF tersebut juga dihadiri Direktur Kesenian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Endang Caturwati, Ambassador of Seychelles for ASEAN Nico Barito, Chairman Committee of UNESCO for CIOFF Said Rahman, Bupati Kutai Kartanegara Rita WidyaSari, Sultan Aji Muhammad Salehuddin II dan Sejumlah anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkominda) Kaltim serta sejumlah pejabat lainnya.

Gubernur menyatakan, EIFAF 2016 merupakan terobosan dari Pemkab Kutai Kartanegara dalam menampilkan seni budaya tanah Kutai dengan dimeriahkan sejumlah atraksi menarik dari berbagai negara yang diundang.

"Perpaduan gelaran seni budaya antarbangsa ini diharapkan dapat memberikan apresiasi tersendiri dalam mencintai dan melestarikan seni budaya serta mengetahui dan menghargai seni budaya bangsa lain di dunia," katanya.

"Pesta Adat Kutai EIFAF ini diharapkan secara langsung dapat meningkatkan minat masyarakat dunia terhadap kepariwisataan, khususnya yang ada di tanah Kutai Kartanegara dan pada umumnya di Kaltim dan di Indonesia," jelas Awang Faroek.

Gubernur mengatakan, acara puncak Erau yang akan berakhir pada 29 Agustus 2016 yang ditandai dengan upacara adat, mengulur naga dan merebahkan tiang ayu serta berlimbur atau penyiraman air kepada setiap pengunjung.

"Untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi, saya mengingatkan agar para pengunjung dan seluruh masyarakat agar tetap waspada dan mengikuti seluruh rangkaian acara dengan baik. Jangan lakukan tindakan yang bisa memicu terganggunya keamanan dan ketertiban masyarakat," katanya.

"Apalagi, pada saat belimbur agar tetap bersikap ramah tamah, sopan dan menghargai antar sesama. Orang yang disiram tidak boleh marah, orang yang menyiram tidak boleh menyakiti orang yang disiram," jelas Awang Faroek. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016