Samarinda (ANTARA Kaltim) - Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi meminta wacana yang disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendi soal sekolah sehari penuh atau "full day school" dikaji secara komprehensip, agar bisa dipertimbangkan dampak positif dan negatifnya saat diterapkan.

"Memang sudah ada beberapa sekolah di Balikpapan yang menerapkan sekolah sehari penuh seperti yang diinginkan oleh Pak Menteri Pendidikan, saya lihat bagus- bagus saja, tapi hal ini lantas tidak bisa disamaratakan," ujar Rizal Effendi saat ditemui di Samarinda, Rabu.

Ia juga mengatakan bahwa paradigma ganti menteri lantas ganti kebijakan, jangan sampai melekat dalam pemikiran masyarakat, sehingga menteri baru diharapkan tidak membuat kebijakan yang sifatnya menimbulkan pro dan kontra.

"Selama ini anggapan masyarakat kan begitu, ganti menteri pendidikan kemudian ganti lagi kebijakan dan kurikulum. Semua menilai kebijakan yang dibuat bagus. Jadi, saya berharap tiap kebijakan baru harus dikaji dulu dengan seksama. Jangan hanya karena ingin tampil beda lantas membuat kebijakan baru, namun harus benar-benar untuk kebaikan pendidikan," katanya.

Ditanya apakah Pemkot Balikpapan siap menerapkan kebijakan baru tersebut, Rizal mengatakan sampai kini kebijakan itu baru sebatas wacana, sehingga dirinya tidak bisa memastikan apakah akan menerapkan atau tidak.

Ia mengaku sudah mengetahui wacana penerapan sekolah sehari penuh itu, tetapi hanya diketahui dari media massa, sehingga untuk mendukung kebijakan yang ada harus ada surat resmi dulu dari pemerintah.

Rizal juga mengatakan anggapan masyarakat yang menyatakan dengan penerapan sekolah sehari penuh dapat mengganggu mental anak, hal itu belum tentu benar karena beberapa sekolah di Balikpapan, terutama sekolah swasta selama ini sudah melakukan, namun hingga kini proses belajarnya baik-baik saja, tidak ada laporan mental anak yang terganggu.

Hal lain yang perlu dipikirkan dalam penerapan sekolah sehari penuh adalah anggaran yang pasti akan membengkak, apalagi di tengah APBD Balikpapan yang defisit sehingga akan sulit menerapkan sistem pendidikan model baru tersebut.

"Hal lain yang akan jadi masalah adalah guru-guru di Balikpapan sudah banyak yang tua, jadi saya khawatir akan banyak guru yang tidak mampu mengajar sampai sore. Kalaupun dipaksakan bisa sampai sore, namun bisa saja tidak maksimal," ucap Rizal. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016