Balikpapan (ANTARA Kaltim) -  Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, meluncurkan program Penanganan Anak Jalanan Terintegrasi Berbasis Masyarakat, disingkat Panji Berbakat, untuk mengatasi masalah anak jalanan di daerah setempat.

"Kami luncurkan hari ini, bertepatan peringatan Hari Anak Nasional," kata Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas`ud saat peluncuran program tersebut di Balai Kota Balikpapan, Senin.

Untuk menjalankan program penanganan anak jalanan tersebut, Pemkot Balikpapan melalui Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Kota Balikpapan bekerja sama dengan tiga lembaga swadaya masyarakat, yaitu Rumah Singgah Nurul Ilmi, Sekolah Rakyat, dan Kopaja.

"Semoga kita bisa menekan jumlah anak jalanan yang terus bertambah ini," kata Kepala Disnakersos Balikpapan, Tirta Dewi.

Menurut catatan Disnakersos Balikpapan, jumlah anak jalanan dari tahun ke tahun terus bertambah sebagai dampak dari pembangunan kota.

Berdasarkan data, tahun 2015 jumlah anak jalanan sebanyak 320 orang dan hingga April 2016 lalu sudah mencapai 400 orang. Mereka tersebar di enam kecamatan di Balikpapan.

Kecamatan Balikpapan Selatan yang merupakan bagian dari pusat Kota Minyak memiliki 201 orang anak jalanan, kemudian Kecamatan Balikpapan Barat yang juga pusat pertumbuhan Balikpapan memiliki 110 anjal.

Selebihnya tersebar di Kecamatan Balikpapan Utara, Balikpapan Timur, dan Balikpapan Tengah, serta Balikpapan Kota.

Progam Panji Berbakat bertujuan membentuk sinergi, kebersamaan dari bagian-bagian masyarakat untuk menangani persoalan-persoalan anak jalanan.

Ketiga pihak yang digandeng Disnakersos berperan sesuai dengan keahliannya masing-masing, seperti Rumah Singgah Nurul Ilmi memberikan tempat berteduh.

"Tidak selalu mereka yang tidak punya orang tua atau tidak ada rumah. Anak jalanan itu kan macam-macam ya. Ada juga yang hanya tidak mau pulang karena beragam alasan. Yang begini bisa tinggal sementara di rumah singgah," kata Ketua PKK Balikpapan Ny Arita Rizal Effendi, istri Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi.

"Sebagai anak-anak, anak jalanan ya sama seperti anak biasa, sebagai hak-hak dasar, mereka perlu perlindungan dari eksploitasi, diskriminasi, serta perlakuan buruk," tambah Tirta Dewi.

Pemkot juga berusaha menyentuh akar permasalahan yaitu orang tua. Panji Berbakat menyediakan konseling hingga pelatihan usaha ekonomi kreatif bagi para orangtua.

"Sehingga mereka bisa mandiri secara ekonomi dan bisa lebih menyediakan waktu untuk anak-anaknya," kata Arita Rizal Effendi. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016