Penajam (ANTARA Kaltim) - Titik panas atau "hotspot" di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, berpotensi meningkat akibat kemarau panjang yang masih terus terjadi di daerah setempat.

"Masih jarangnya turun hujan mengakibatkan terjadi peningkatan suhu udara yang berpotensi bertambahnya titik panas," kata Sekretaris Badan Penaggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara, Yahya saat dihubungi di Penajam, Sabtu.

Menurutnya, pada Januari terpantau 20 titik panas di wilayah Penajam Paser Utara, kemudian turun menjadi 10 "hotspot" pada Februari dan menjadi dua titik panas pada Maret 2016.

Namun, kelembaban udara di wilayah Penajam Paser Utara saat ini cukup rendah. Kondisi ini rentan menyebabkan bertambahnya titik panas yang dapat menimbulkan kebakaran lahan dan hutan, termasuk kawasan pemukiman.

"Potensi kebakaran hutan dan lahan, serta kawasan pemukiman semakin meningkat hingga pertengahan Juli 2016 ini, karena kemarau masih melanda Kabupaten Penajam Paser Utara," ujar Yahya.

Potensi kebakaran lahan, hutan dan kawasan pemukiman di Kabupaten Penajam Paser Utara cukup tinggi, karena sampai saat ini kawasan itu tidak diguyur hujan, sehingga mengakibatkan suhu udara meningkat.

Untuk itu, Yahya meminta masyarakat dan perusahaan lebih waspada terhadap bahaya kebakaran dan tidak melakukan pembakaran, terutama di wilayah lahan gambut.

Ia menjelaskan, keberadaan "hotspot" di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, kerap timbul tenggelam disebabkan cuaca yang seringkali berubah-ubah atau tidak menentu.

BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara lanjut Yahya, mengimbau masyarakat dan perusahaan di daerah itu untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bertambahnya titik panas dan bencana kebakaran.

"Titik panas yang terpantau saat ini, berada dekat dengan perkampungan atau kawasan pemukiman penduduk, sehingga masyarakat tetap waspada," jalsanya.

BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara melakukan patroli rutin memantau wilayah rawan titik api di lingkungan masyarakat dan perusahaan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran di daerah itu. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016