Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kalangan orang tua murid Kota Samarinda, Kalimantan Timur, mendampingi anak-anak mereka mendaftarkan diri ke sekolah menengah pertama dengan sistem dalam jaringan, Rabu.

"Awalnya bingung juga mengisi formulir soalnya `enggak` paham, tetapi setelah tanya ke petugas, akhirnya bisa juga," ujar Ranti, orang tua siswa saat mendampingi anaknya mendaftar di SMPN 6 Samarinda, Rabu, pertama dari tiga hari PSB "online".

Ranti merupakan salah satu dari lebih dari 300 orang tua siswa pada hari pertama pendaftaran yang memadati SMPN 6 Samarinda.

Diperkirakan belasan ribu orang tua calon siswa yang ikut menfampingi anak mendaftar masuk SMP, karena berdasarkan data 2016 i di Samarinda terdapat 14.383 siswa peserta ujian sekolah dasar

SMPN 6 Samarinda akan menerimaa 291 siswa baru, meliputi jalur prestasi untuk 29 orang, jalur PPTK/disabilitas 44 orang, jalur reguler dalam kota 212orang, dan jalur reguler luar kota terdapat enam orang.

Ranti mengaku dalam pendaftaran online yang berkas fisiknya diserahkan ke SMPN 6 pilihan pertamanya adalah sekolah itu. Ia masih memilih lima sekolah lain sebagai alternatif jika nilai anaknya tidak mencukupi, bisa mencabut berkas guna mendaftar ke sekolah lain.

Terpisah, Plh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur Basmen Nainggolan mengatakan, pada masa penerimaan siswa barua orang tua sebaiknyak selektif dalam memilih sekolah.

"Orang tua harus selektif dan melihat kondisi anak. Jangan memaksakan harus masuk di sekolah yang mereka anggap favorit. Orang tua harus menyesuaikan potensi akademik dan minat bakat anak untuk dikembangkan," ujarnya.

Menurut Basmen, jangan sampai karena memaksakan kehendak orang tua justru berdampak pada menurunnya prestasi pada anak.

"Apabila orang tua memaksakan kehendak, bisa jadi prestasi siswa yang tadinya baik di sekolah biasa, kemudian terbalik menjadi menurun ketika berada di sekolah favorit karena tidak mampu mengimbangi proses pembelajaran," kata Basmen. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016