Samarinda (ANTARA Kaltim) - Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak mengatakan penggabungan rumah sakit milik pemerintah dan swasta di Kota Samarinda yang akan dilakukan Pemprov Kaltim merupakan terobosan baru untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

"Awalnya begini, manajemen RS Islam Samarinda menemui saya dan mengaku tidak sanggup melanjutkan karena minimnya biaya operasional. Setelah saya cek, ternyata lahan di RS Islam itu merupakan aset Pemprov Kaltim, jadi digabung saja dengan RSUD AW Sjahranie Samarinda," ujar gubernur di Samarinda, Sabtu.

Setelah keinginan tersebut disampaikan kepada manajemen RS Islam, lanjut Gubernur, mereka menyatakan setuju sehingga Pemprov Kaltim segera mengambil alih pengelolaan RS Islam Samarinda.

Untuk itu, RS Islam akan menjadi bagian dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie Samarinda atau menjadi "holding company" dari rumah sakit milik pemerintah tersebut.

Jadi, lanjutnya, RS Islam akan menjadi rumah sakit bertipe C setelah menjadi bagian dari RSUD AW Sjahranie.

Demikian pula halnya dengan Poliklinik Korpri Kaltim juga akan dijadikan rumah sakit tipe D, tetapi tetap berada di bawah manajemen RSUD AW Sjahranie.

Sedangkan Akademi Perawat (Akper) Yarsi yang berada satu manajemen dengan RS Islam, akan digabung dengan Universitas Mulawarman Samarinda, sehingga ke depan akan dibiayai APBN untuk pengembangannya.

Awang Faroek menambahkan rencana tersebut telah disampaikan kepada pemerintah pusat, bahkan Kementerian Kesehatan telah memberikan lampu hijau terhadap rencana tersebut.

Dengan kebijakan tersebut, RSUD AW Sjahranie akan menjadi rumah sakit induk yang membawahi beberapa rumah sakit di daerah dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) bidang kesehatan di Kaltim.

"Kebijakan tersebut perlu dilakukan pemerintah sebagai upaya mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat Kaltim, karena RS Islam sudah menyatakan tidak sanggup melanjutkan akibat terkendala biaya operasional," tambah Gubernur (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016