Samarinda (ANTARA Kaltim) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan munculnya pekerja seks komersial karena tuntutan hidup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tetapi mereka tidak memiliki keterampilan dan tidak adanya lapangan kerja.

"Berdasarkan survei, sangat sedikit jumlah perempuan yang menikmati menjadi PSK, kebanyakan mereka yang disurvei terpaksa menjadi PSK karena tuntutan hidup keluarga, mengingat tidak memiliki pekerjaan," ujar Khofifah saat menghadiri penutupan Lokalisasi Prostitusi Bayur di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu.

Menurut Mensos, kebijakan pemerintah menutup lokalisasi prostitusi merupakan suatu keharusan, sebagai bentuk ungkapan cinta terhadap kaum perempuan agar tidak terus menerus terjerumus di dunia hitam.

Dalam penutupan lokalisasi, lanjutnya, pemerintah tidak begitu saja membiarkan para mantan PSK, tetapi memberikan pelatihan keterampilan dan pesangon sebagai bekal untuk hidup normal di masyarakat.

Khofifah menambahkan pemerintah memberikan uang pesangon kepada mantan PSK senilai Rp5.050.000, dengan rincian, Rp3.000.000 untuk Usaha Ekonomi Produktif (UEP),  untuk jaminan hidup Rp1,8 juta serta Rp250 ribu untuk transpor lokal, sehingga mereka diharapkan bisa membuka usaha kecil setelah mendapat pelatihan keterampilan.

Namun, bagi mantan PSK yang ingin pulang kampung, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak berjanji memberikan biaya transportasi.

Biaya pulang kampung dari Pemprov Kaltim khusus bagi PSK yang menghuni di Lokalisasi Bayur Samarinda, karena hanya lokalisasi ini yang sebelumnya mendapat izin dari pemerintah.

"Inilah yang disebut rasa cinta dari pemerintah untuk PSK, sehingga melalui penutupan yang akan diikuti pelatihan keterampilan sekaligus pemberian pesangon, maka mereka bisa memulai dari usaha ekonomi produktif sebagai bekal hidup normal agar bisa diterima baik di masyarakat," ujarnya.

"Saya minta para `mbak` yang menghuni lokalisasi ini jangan putus asa dengan adanya penutupan. Jangan khawatir, rejeki bisa diperoleh bukan hanya dari tempat seperti ini. Asalkan kita mau berubah dan mencoba usaha lain yang halal, yakinlah, Tuhan Maha Kaya pasti akan memberikan rejeki," katanya.

Lokalisasi Prostitusi Bayur berdiri di atas lahan milik Dinas Sosial Provinsi Kaltim seluas 8,7 hektare. Dari luas itu, sekitar 2 hektare digunakan untuk lokalisasi yang memiliki 15 wisma dengan jumlah PSK sebanyak 148 perempuan. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016