Balikpapan (ANTARA Kaltim) - DPRD Kota Balikpapan, Kalimantan Timur meminta para pedagang tidak menaikkan harga secara berlebihan menjelang Ramadhan 1437 Hijriah.

Wakil Ketua DPRD Balikpapan, Sabaruddin Panrecalle, Kamis mengingatkan pelaku pasar untuk tidak mempermainkan harga sejumlah komoditas, terutama sembilan bahan kebutuhan pokok.

Seperti di kota-kota lain di Indonesia, menjelang Ramadhan harga-harga kebutuhan bahan pokok naik di Balikpapan. Alasan utama pedagang menaikkan harga adalah permintaan yang meningkat. Alasan yang sama juga digunakan untuk momen hari raya atau Idul Fitri nanti.

Kalau pasokan kurang saya yakin tidak sebab ini sudah peristiwa tahunan. Artinya permintaan yang naik tentu sudah diantisipasi. Itu sebabnya kami minta menaikkan harganya jangan berlebihan, kata Sabaruddin lagi.

Balikpapan sampai saat ini di dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) adalah kota dengan biaya hidup tertinggi di Indonesia bersama Jakarta dan Batam. Satu penyebabnya adalah karena kota ini tidak memiliki pasokan sembako yang cukup dari Balikpapan sendiri. Hampir semua kebutuhan makanan, sandang, dan papan, didatangkan dari daerah lain.

Karena tergantung daerah lain, rawan sekali inflasi. Jalur distribusi terganggu, naik sudah harga cabai di Balikpapan, kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Suharman Tabrani.

Balikpapan tergantung dengan Sulawesi Selatan dan Jawa Timur, juga Kalimantan Selatan, untuk pasokan cabai tersebut. Bila musim angin kencang dan gelombang besar yang membuat kapal pengangkut cabai terlambat sampai di Pelabuhan Semayang, harga cabai bisa mencapai Rp150 ribu per kg dari normal Rp20 ribu.

Dikatakan, Bank Indonesia tak segan turun langsung mengajak masyarakat menanam cabai sendiri, agar bisa memenuhi kebutuhan sendiri dan bisa menekan inflasi, kata Tabrani.

Senada dengan itu, Sabaruddin juga minta Pemkot memperbaiki dan mengawasi jalur distribusi sembako dan memastikan pasokan cukup dan aman.

"Kami akan awasi terus dan bila ada gejolak kami akan panggil pihak-pihak yang bertanggungjawab," katanya. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016