Samarinda (ANTARA Kaltim) - Ujian Nasional Berbasis Komputer di SMPN 5 Samarinda, Kalimantan Timur, sempat tertunda dan dipindahkan ke sekolah terdekat yakni SMPN 4, akibat terjadinya hubungan arus pendek listrik atau korsleting.
"Saat anak-anak sudah melakukan UNBK, tiba-tiba jam 8 pagi listrik padam. Setelah dicek oleh tim, ternyata korsleting. Dari empat kelas yang ada, tiga kelas berhasil diatasi, sehingga UN dilanjutkan untuk yang tiga kelas itu," kata Kepala SMPN 5 Samarinda H Umar di Samarinda, Senin.
Namun, untuk yang satu kelas lainnya, hingga pukul 16.00 Wita jaringan listrik tidak berhasil diperbaiki sehingga kemudian diputuskan UNBK SMPN 5 dipindahkan ke SMPN 4 setelah terlebih dulu melakukan koordinasi dengan Kemendikbud.
Pelaksanaan UNBK yang pindah ke SMPN 4 Samarinda itu dimulai sekitar pukul 16.45 Wita dan diikuti sekitar 30 siswa dengan waktu ujian paling lama dua jam, sehingga sebelum pukul 19.00 Wita UN selesai.
Menurut Umar, UNBK di SMPN 5 diikuti 373 peserta yang semuanya hadir. Jumlah peserta sebanyak itu dibagi menjadi empat kelas yang masing-masing kelas terdapat tiga sesi dan berakhir pada 14.30 Wita dalam keadaan normal.
Namun, untuk sekolah yang bermasalah dengan gangguan listrik seperti yang terjadi pada SMPN 5 Samarinda, Kemendikbud memberikan kelonggaran untuk UNBK sesi keempat.
Sedangkan laptop yang tersedia di sekolah itu sebanyak 150 unit. Dari jumlah itu, terdapat 125 unit laptop yang digunakan para siswa untuk tiga sesi, sedangkan sisanya yang 25 unit disiapkan sebagai cadangan.
Umar meyakini jaringan kabel listrik yang masih dalam perbaikan hingga sore ini dapat dituntaskan, sehingga UNBK lanjutan pada Selasa (10/5) dapat dilakukan di sekolah sendiri dalam empat ruang dan tiga sesi.
Ia melanjutkan kejadian tersebut di luar perkiraan karena pihaknya sudah melakukan tiga kali uji coba dan tidak ada masalah.
Bahkan saat gladi bersih sebelum UN juga aman, termasuk mengantasipasi jika PLN padam kemudian menggunakan genset juga sudah dilakukan dan tidak ada masalah.
"Kami tidak melakukan penggantian kabel. Itu merupakan jaringan kabel awal dari PLN, sehingga kami yakin aman. Bahkan kami sudah melakukan antisipasi hanya empat ruang itu yang menggunakan listrik agar tidak terganggu. Tapi, mau diapakan lagi, ini terjadi di luar kemampuan kami," kata Umar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Saat anak-anak sudah melakukan UNBK, tiba-tiba jam 8 pagi listrik padam. Setelah dicek oleh tim, ternyata korsleting. Dari empat kelas yang ada, tiga kelas berhasil diatasi, sehingga UN dilanjutkan untuk yang tiga kelas itu," kata Kepala SMPN 5 Samarinda H Umar di Samarinda, Senin.
Namun, untuk yang satu kelas lainnya, hingga pukul 16.00 Wita jaringan listrik tidak berhasil diperbaiki sehingga kemudian diputuskan UNBK SMPN 5 dipindahkan ke SMPN 4 setelah terlebih dulu melakukan koordinasi dengan Kemendikbud.
Pelaksanaan UNBK yang pindah ke SMPN 4 Samarinda itu dimulai sekitar pukul 16.45 Wita dan diikuti sekitar 30 siswa dengan waktu ujian paling lama dua jam, sehingga sebelum pukul 19.00 Wita UN selesai.
Menurut Umar, UNBK di SMPN 5 diikuti 373 peserta yang semuanya hadir. Jumlah peserta sebanyak itu dibagi menjadi empat kelas yang masing-masing kelas terdapat tiga sesi dan berakhir pada 14.30 Wita dalam keadaan normal.
Namun, untuk sekolah yang bermasalah dengan gangguan listrik seperti yang terjadi pada SMPN 5 Samarinda, Kemendikbud memberikan kelonggaran untuk UNBK sesi keempat.
Sedangkan laptop yang tersedia di sekolah itu sebanyak 150 unit. Dari jumlah itu, terdapat 125 unit laptop yang digunakan para siswa untuk tiga sesi, sedangkan sisanya yang 25 unit disiapkan sebagai cadangan.
Umar meyakini jaringan kabel listrik yang masih dalam perbaikan hingga sore ini dapat dituntaskan, sehingga UNBK lanjutan pada Selasa (10/5) dapat dilakukan di sekolah sendiri dalam empat ruang dan tiga sesi.
Ia melanjutkan kejadian tersebut di luar perkiraan karena pihaknya sudah melakukan tiga kali uji coba dan tidak ada masalah.
Bahkan saat gladi bersih sebelum UN juga aman, termasuk mengantasipasi jika PLN padam kemudian menggunakan genset juga sudah dilakukan dan tidak ada masalah.
"Kami tidak melakukan penggantian kabel. Itu merupakan jaringan kabel awal dari PLN, sehingga kami yakin aman. Bahkan kami sudah melakukan antisipasi hanya empat ruang itu yang menggunakan listrik agar tidak terganggu. Tapi, mau diapakan lagi, ini terjadi di luar kemampuan kami," kata Umar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016