Samarinda (ANTARA Kaltim) - Provinsi Kalimantan Timur dalam tahun anggaran 2016 melakukan penambahan perkebunan rakyat seluas 975 hektare untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit, karet, maupun perkebunan lada.

"Pengembangan perkebunan rakyat menjadi perhatian karena untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Sedangkan rincian pengembangannya adalah perkebunan sawit seluas 750 ha, perkebunan karet 150 ha, dan perkebunan lada seluas 75 ha," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim Etnawati di Samarinda, Jumat.

Didampingi Kepala Bidang Pengembangan Bambang Fajrul Fallah, Etna melanjutkan, guna mendukung keberhasilan pengembangan perkebunan rakyat tersebut, maka diperlukan kemampuan Petugas Penuyuluh Lapangan (PPL) melakukan pendataan dan mengetahui pasti lokasi lahan yang dikembangkan.

PPL diharuskan terampil dalam melakukan pendataan calon petani dan calon lahan yang akan ditanami, karena hal ini erat hubungannya dengan ekstensifikasi penanaman baru bagi komoditas perkebunan.

"Petugas harus mampu membuat dan mencetak lay out hasil titik koordinat di lapangan, agar menjadi peta informasi lokasi potensi lahan calon kelompok tani di desa dan kecamatan, pada wilayah pengembangan perkebunan di daerah binaan PPL masing-masing," ujarnya.

Menurutnya, dalam upaya mendukung kegiatan budidaya tanaman perkebunan, maka setiap PPL harus mendata secara akurat, yakni dalam pengambilan data calon petani dan calon lahan menggunakan GPS (global positioning system atau sistem navigasi satelit) pada wilayah binaan PPL.

Ia melanjutkan, PPL mempunyai peranan penting, bahkan sebagai penentu dalam pengembangan perkebunan di wilayah binaan sehingga petani yang dibina bisa lebih terampil.

Dalam pengembangan perkebunan rakyat, lanjutnya, diperlukan sumber daya manusia dari PPL yang terlatih, yakni berbagai hal yang terkait dengan pemetaan sehingga PPL harus melakukan survei didukung teknologi dalam pengambilan data informasi tata ruang lahan.

"Pengolahan data calon petani dan calon lahan sangat penting, karenanya data akurat akan berguna untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan program. Semua data tersebut diperlukan masyarakat perkebunan dalam program pengembangannya," ujar Etna.

Untuk mendukung keterampilan PPL tersebut, lanjut dia, beberapa hari lalu pihaknya telah melatih sebanyak 23 PPL dari kabupaten/kota. Mereka telah mengikuti pelatihan dengan menghadirkan nara sumber dari Pusfatekgan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

"Pelatihan diperlukan agar PPL mempunyai wawasan tentang struktur data keruangan dan pengelolaan data spasial, sehingga mereka juga memahami teknologi survei dan pemetaan, termasuk mengoperasikan perangkat keras/lunak mengenai teknologi sistem informasi geografis," kata Etna lagi. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016